Hikayat Nurbaya
Dari jalan-jalan yang mulai memudar di hadapnya, gadis itu hanya menyisakan satu arah dengan kedua mata yang gagap menyoroti langkah. Selintas dinaungi bayang-bayang wajah, nuansa, hunian. Bertempat dan menjamah alam pikirnya yang beku.
Mereka seolah menawarkan rayuan serta madu-madu yang dapat terlumat dalam sekali tegukan. Namun, adakah mereka meninggikan penghidupan harapan? Gadis itu mencari cahayanya yang bersembunyi dalam ruang dan waktu. Bilamana Tuhan menetapkannya ada, bibirnya akan menyambut dengan senyuman, menyimpan sisanya untuk menghempas air mata jika ia tiada.
Ia yang terkisahkan dalam kehendak-Nya, bagaikan berdiri pada seutas tali. Pipih, namun dapat membawanya menyongsong sabana, atau kedalaman jurang di bawahnya.
Sewaktu-waktu, usia dapat menggantungnya pada kepastian yang terbentuk dari keyakinan atau prasangka, hingga sekian lama terbenam dalam aliran kesedihan, tanpa satu pun tawa menjelma, diratapi sengketa dalam celah-celah jiwa.
(2016)
Yang Tervonis
Badai tak menyentuh tangis, meski ia selalu ingin menerbangkanmu pada awan tinggi. Kau masih berharap akan tumbuh rona pelangi tersimpan di dadanya. Berkeliaran imajimu dalam ruang dan waktu, bagaikan perompak, ia mengatur tubuhmu yang sunyi dan gelap.
Waktu mulai menghitung mundur. Meresapi bayang-bayang penantian, seraya memperkirakan sosokmu termakan peluru yang mungkin dapat membelah dada atau bersemayam di rongga hati.
Ia tak pernah menyanjung senandung ibumu, yang selalu kauingat menempati akal pikiran, hingga bertempat di lorong-lorong jiwa, membuai rungu. Suaranya yang lembut berganti ratap tangis, selayak embun terbebani kerikil.
Di pulau seberang, dalam gereja-gereja, simfoni terlantun untuk keselamatan dari sebuah kebijakan. Namun prasasti yang tergenggam dalam badai tak pernah luruh. Bagaikan berdiri menopang ajal menyambut rautmu, menjelma pedang pada kematian yang berkibar di tiang penghabisan.
(2016)
Oleh: Fernanda Rochman Ardhana
Lahir27 Februari 1991. Alumnus Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI). Aktif bergiat dan menulis di beberapa komunitas sastra.