
Penulis : Edi AH Iyubenu
Penerbit : IRCiSoD, Yogyakarta
Cetakan : I, Februari 2016
Tebal : 264 halaman
ISBN : 978-602-0806-71-6
Era modern tak saja menampilkan gemerlap teknologi demi mendukung kemudahan urusan manusia. Di sisi lain, manusia justru lebih sibuk dengan keberadaan teknologi. Alhasil, urusan kemanusiaan sering kali terabaikan. Dan, inilah yang menjadi topik sentral buku “Cerita Pilu Manusia Kekinian”-nya Edi AH Iyubenu. Di dalam buku ini, Edi menulis puluhan esai yang bertemakan renungan kehidupan. Dari keseluruhannya dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yakni kelompok yang berbau agama dan umum.
Kelompok pertama misalnya esai tentang Berdagang “Amin” (hlm. 96–100). Di dalam tulisan ini, Edi memaparkan betapa publik seakan tersihir dengan lafal “amin” yang betebaran di dunia maya. “Amin” seakan memiliki kekuatan untuk dapat memuluskan segala macam cita-cita. Ingin memiliki pasangan shalih/ah, ingin lulus cepat kuliah, hingga ingin memiliki rumah bagus, seakan semua dapat dicapai dengan lafal “amin”.
Sungguh dalam agama, lafal “amin” merupakan hal yang sangat menentukan terkabulnya sebuah cita-cita. Kendati demikian, untuk mencapai cita-cita tak sekadar hanya melafalkan “amin”, apalagi hanya di dalam kolom komentar media sosial. Sebelum melafalkan “amin” harus ada usaha keras dan tawakal kepada Allah. Maka, di dalam esai ini, Edi mengungkapkan bahwa sebaiknya lafal “amin” di simpan di dalam hati, sementara raga mencincang ketela, menggoreng, membungkus, dan menjual, sehingga akan dapat pundi-pundi rupiah.
Sementara, pada bagian yang lain, Edi menuliskan puluhan esai umum. Misalnya, mutakhir teknologi sangat memanjakan manusia. Sehingga, apapun dapat diraih dengan sangat cepat dan mudah. Dengan teknologi, batas jarak dan waktu akan dapat ditembus. Namun, keberadaan teknologi tidak selamanya membuat penggunanya menjadi orang-orang yang semakin produktif. Justru dengan teknologi, banyak orang yang terlena. Mereka tidak mengurus kewajiban masing-masing namun mengurusi hal-hal yang bersifat tidak penting.
Tulisan-tulisan Edi sebagaimana tergambar di atas mampu menyentuh perasaan para pembaca. Temanya diambil dari kehidupan yang lumrah terjadi di masyarakat. Menariknya, meski ditulis oleh seorang kandidat doktor, buku ini tetap renyah dibaca. Sehingga, pembaca tidak perlu mengerutkan kening dalam memahami rentetan abjad yang disusun oleh Edi. Kendati demikian, bukan berarti tulisan ini minim diksi. Banyak istilah ilmiah yang dikawinkan dengan bahasa sastra sehingga nyaman dibaca. Selamat membaca! [*]
Oleh: Anton Prasetyo
S2 KPI UIN Yogyakarta