
BANGKALAN I koranmadura.com – Stok kantong darah khusus Kabupaten Bangkalan, Madura, mengalami penurunan yang cukup drastis. Dari awalnya, stok darah yang tersimpan kurang lebih seribu kantong, kini hanya tersisa 20 kantong darah. Penyebabnya pasca Ramadan sangat sedikit masyarakat yang mendonorkan darahnya. Hal itu berpengaruh terhadap keberadaan stok darah.
Menurut Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Bangkalan, dr Fathurrozi, saat ditemui di sela-sela kegiatan donor darah di Kejaksaan Tinggi Negeri Bangkalan, Selasa (19/7), stok darah sangat menipis disebabkan pada saat Ramadan hanya melakukan pemberdayaan di internal PMI. Berbeda dengan hari biasa, berkeliling ke seluruh lapisan masyarakat.
Pada saat Ramadan, semua anggota PMI hanya ditarget membawa lima calon pendonor. Pengumpulan itu diambil dari berbagai lapisan masyarakat. Terbukti, selama Ramadan mengumpulkan sebanyak 330 kantong darah. Sementara sebelum Ramadan terkumpul sebanyak 770 kantong darah.
“Selama bulan Ramadan kita hanya melakukan pemberdayaan internal. Kalau di luar Ramadan kita lakukan pemberdayaan eksternal dengan mobil operasional turun langsung ke lapangan. Makanya yang tersisa sekarang itu hanya 20 kantong darah,” ujarnya.
Kendati demikian, dia mengaku akan melakukan upaya pengumpulan kembali donor darah. Melalui kerjasama dengan PMI Jatim akan memaksimalkan pemberdayaan yang sifatnya eksternal. “Nanti kita akan melakukan turun lapangan untuk mengumpulkan pendonor darah,”tandasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Syarifah Rato Ebuh, drg Yusro hanya memberikan respons singkat ketika disoal mengenai stok darah yang mulai habis. Plt Kadinkes Bangkalan tersebut hanya mengklaim bahwa stok darah masih aman. Berbeda dengan kenyataan data yang dimiliki oleh PMI Bangkalan. “Insyallah stok darah masih dalam kondisi aman,” ucapnya saat dihubungi lewat telepon. (YUSRON/RAH)