BANGKALAN | koranmadura.com – Sudah tiga hari Reni Indriani terbaring di ruang ICU Rumah Sakit Angkatan Laut Surabaya. Kepala bagian belakang mahasiswi semester V STKIP Kabupaten Bangkalan, Madura ini, harus diopereasi karena retak usai terjatuh dari sepeda motornya. Bukan karena kecelakaan, tetapi dia dirampok oleh dua pembegal.
Menurut Een Rohaini, ibunda Reni, putri keduanya itu telah menjalani operasi. Tempurung kepalanya sempat diangkat sebagian karena retak. Dia bersyukur operasi berjalan lancar dan Reni sudah siuman. “Tapi belum bisa bicara. Dia hanya merespons dengan anggukan,” kata dia, Minggu (28/8).

Nahas yang menimpa Reni terjadi pada Kamis (25/8) siang. Saat itu dia baru pulang dari Surabaya menuju rumahnya di Desa Keleyan, Kecamatan Socah. Selain kuliah, Reni juga bekerja di mini market Alfamart di Bangkalan. Status ini mengharuskan Reni satu kali dalam sepekan ke Surabaya untuk melapor ke kantor pusat di Surabaya.
Menurut Sigit Sugiono, ayah Reni, biasanya, putrinya pulang dan pergi selalu lewat jalur Tangkel menuju Suramadu. Namun hari itu, Reni memilih pulang lewat jalur Desa Morkepek, Kecamatan Labang. Jalur ini dikenal rawan pembegalan, utamanya pada malam hari. “Ternyata siang hari juga rawan begal,” kata dia.
Reni, tutur Sigit, sebenarnya sudah merasa dibuntuti dua orang berboncengan sepeda motor sejak melintas di jalur Morkepek. Korban pun mempercepat laju sepeda motornya, namun tetap diikuti. Bila tiba di jalan sepi, pembegal mengacungkan celurit dan hal itu dilihat korban dari kaca spion. Kejar-kejaran itu terhenti di jalan Dusun Candi, Desa Gili Timur, Kecamatan Kamal. Pembegal memepet Reni di jalan pintas menuju Kampus Universitas Trunojoyo Madura tersebut.
Reni yang ketakutan terus menancap gas sepeda motornya. Tak ingin korban yang diincarnya lepas, ketika memepet Reni lagi, pelaku menarik tas Reni. Reni pun terjatuh dan kepalanya menghantam pinggiran parit, kemudian tak sadarkan diri.
Melihat korbannya jatuh, pelaku berhenti dan hendak mengambil alih sepeda motornya. Namun, pelaku urung mengambil karena tak berselang lama melintas warga dan pengendara lain di jalan itu. “Karena ada orang, tas anak saya yang diambil, sepedanya tidak jadi diambil,” ujar Sigit.
Reni langsung dilarikan ke Puskesmas Socah. Karena tak kunjung sadar, korban dirujuk ke RS Angkatan Laut Surabaya. Terpisah, Kepala Kepolisian Resor Bangkalan, Ajun Komisaris Besar Anisullah M Ridha mengatakan pihaknya sedang berupaya mengungkap pelaku pembegalan terhadap Reni. Apalagi di hari yang sama juga terjadi pembegalan lain di jalan tempat Reni dibegal. Anis menduga pelaku kedua peristiwa pembegalan tersebut orang yang sama. “Jadi, setelah gagal ambil sepeda Reni, pelaku kabur. Saat kabur itulah pelaku membegal pengendara lain,” ujar dia.
Anis berharap pihak kampus UTM turut berperan mengamakan lingkungan di sekitar kampus karena mahasiswa sering jadi korban begal. UTM, kata dia, bisa memanfaatkan Resimen Mahasiswa ‘Resma’ jebolan pendidikan bela negara binaan Kodim Bangkalan.
Pengelola kampus tinggal membuatkan dua pos jaga di jalan menuju kampus, tiap pos dijaga resimen mahasiswa. Resma juga bisa dimanfaatkan untuk patroli karena kosan mahasiswa banyak di sekitar kampus. “Saya telepon pembantu rektor. Dia bilang setuju, tinggal realisasi,” ujar dia.
Yang terpenting, Anis menambahkan, kondisi Reni sudah mulai membaik. Reni sudah bisa merespons bila ada orang yang menjenguknya. “Waktu saya pamit pulang, dia menganggukkan kepala,” kata dia. (ALMUSTAFA/RAH)