
Penulis : Ninik Handrini
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : 2016
Tebal : ix + 241 halaman
ISBN : 978-602-03-2770-9
Seorang pelajar mempunyai kewajiban untuk belajar. Siapa pun tanpa terkecuali butuh yang namanya guru. Mengenai keberadaannya, tak lain untuk diteladani. Orang yang tepat untuk dijadikan guru kita yaitu orang terhebat dan paling berpengaruh sedunia, di masa lalu atau pun di masa yang akan datang.
Muhammad ibni Abdillah, Rasulullah yang terakhir. Menjaga kesehatan merupakan hal penting. Tahu cara tidur dan kapan harus tidur sangatlah penting untuk kesehatan. Sebab, inilah syarat pelajar bisa merasakan pendidikan. Pelajar yang berani sehat, berarti dia siap tidur seperti apa Rasulullah tidur.
Rasulullah tidur di atas bahu kanan, maksudnya tidur menghadap kanan. Tangannya berada dibawah pipi. Walaupun kedua mata Rasulullah terpejam, namun hati beliau tak pernah tidur. Begitu tinggi keimanan beliau hingga dalam tidur pun hatinya senantiasa terjaga. Berbeda sekali dengan kita yang kerap tidur pulas, baik mata maupun hati kita. Selain itu beliau tidak menyukai tidur tengkurap karena allah tidak menyukai posisi tidur tersebut.
Rasulullah biasa tidur beralas tikar hingga ketika beliau bangun terlihat bekas guratan tikar pada tubuhnya. Bahkan beliau menolak ketika sahabat ingin membuatkan kasur empuk. Demikian zuhud Rasulullah saw. Beliau juga mengingatkan para sahabat bahwa manusia ibarat pengembara yang berteduh di bawah pohon untuk beristirahat, kemudian harus pergi melanjutkan perjalanan. Seperti itulah kehidupan di dunia.
Rasulullah tidak tidur sebelum isya, beliau pun tidak suka berbincang-bincang sesudahnya. Demikianlah akhlak nabi. Aisyah sebagai istri Rasulullah menuturkan bahwa beliau tidur diawal malam, kemudian beliau bangun pada akhir malam(sepertiga malam) untuk menunaikan shalat malam, yaitu tahajud.
Rasulullah menyempatkan diri untuk tidur ketika melakukan perjalanan malam hari. Itu merupakan tanda bahwa Rasulullah saw. begitu menjaga kesehatan fisiknnya. Apalagi perjalanan pada malam hari lebih melelahkan dibandingkan dengan perjalanan pada siang hari.
Kebiasaan Rasulullah yang lain, beliau tidak tidur sebelum shalat witir. Rasulullah juga berwasiat kepada beberapa sahabatnya, seperti Abu Hurairah dan Ibnu Umar, agar menjadikan shalat witir sebagai shalat terakhir sebelum tidur. Artinya, setelah itu tidak ada shalat lain hingga tiba waktu shalat subuh. Jika Rasulullah berwasiat kepada para sahabat, itu berarti wasiat tersebut juga berlaku untuk semua umat beliau.
Melaksanakan shalat witir sebelum tidur disarankan bagi kita yang tidak yakin akan bangun pada sepertiga malam untuk melaksanakan shalat tahajud. Misalnya ketika kita dalam keadaan sangat lelah setelah bepergian jauh atau ketika kita kurang sehat. Dalam keadaan seperti itu, sebaiknya kita melakukan shalat witir sebelum tidur.
Tulisan karya Ninik Handrini, penulis yang sengaja mengakronimkan namanya menjadi nikhan, telah berhasil membuka mata kita akan pentingnya mengikuti Rasulullah, baik dari segi bicara atau pun pekerjaannya. Dengan bahasa yang ringkas, mudah dimengerti, dan tidak bertele-tele menjadikan kita tak akan bosan membacanya. Bila ada yang belum kenal Rasulullah bacalah buku ini. Meski peletakan bab yang kurang benar urutannya, hal itu tetap tidak bisa mempengaruhi langka dan uniknya nuansa isi buku.
Penjelasan secara detail dan rinci mengenai adab kebiasaan Nabi Muhammad saw. dapat kita jumpai disini. Nuansa hukum baru dengan dasar hadits yang shaheh termasuk salah satu dari keunikan buku ini. Cuman alangkah lebih baik bila penulis mau menghindari khilaf ulama’, artinya tidak Cuma hadits yang digenapkan dengan bahasa arabnya. Karena selain semua itu dilarang oleh Imam An-Nawawi selaku peserta daftar pustaka, di sisi yang lain Al-Qur’an lebih diutamakan ketibang hadits oleh Rasulullah. Pengen disegani lawan disayangi kawan? Pelajar, bacalah buku ini. Tidak adanya nama Muhammad di sampul, menjadikan buku ini tidak menyeluruh untuk semua kalangan. Tapi secara diksi itu benar. [*]
Oleh: Moh. Hanif
Pencinta sastra dari Madura.