PAMEKASAN, koranmadura.com – Perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, terhadap guru honorer kembali mendapatkan kritikan pedas. Pemkab dianggap kurang peduli terhadap nasib mereka.
Terbukti, pendapatan guru honorer yang mengabdikan diri di berbagai sekolah rata-rata hanya menerima honor Rp 100 hingga 150 ribu per bulan. Jumlah ini jauh dari ukuran layak. Jauh beda dengan pendapatan PNS.
Pegiat pendidikan Pamekasan, Zainullah mengatakan beban dan tanggungjawab guru honorer di sekolah sangat berat. Namun honor yang diterima tidak sebanding dengan kerja kerasnya.
“Honor yang diterima guru honorer ini sangat tidak cukup. Bahkan mereka harus mengeluarkan uang dari kantong pribadinya untuk biaya transportasinya,” kata Zainullah, Sabtu (10 September 2016).
Semestinya, kata mahasiswa pascasarjana STAIN Pamekasan ini, Pemkab meningkatkan perhatiannya kepada guru honorer, itu dilakukan sebagai bentuk apresiasi Pemkab atas pengabdian guru honorer selama ini.
“Honorer ini hanya dimanfaatkan saja dari Pemkab, guna mengisi kekosongan guru di Pamekasan, selebihnya nasib mereka dibiarkan begitu saja,” tandasnya.
Dia menambahkan, dinilai dari kinerja guru honorer lebih efektif dibandingkan guru PNS. Tapi soal kesejahteraan lebih cemerlang guru PNS.
“Masa depannya guru honorer itu tidak jelas. Sedangkan guru PNS memiliki gaji jutaan sekalipun mereka nakal,” tuturnya. (RIDWAN/MK)
