SAMPANG, koranmadura.com– Karena rumahnya terendam banjir, warga terpkasa tidur di jalanan dengan hanya menggunakan alas seadanya seperti kardus bekas. Pantauan Koranmadura.com, mereka tidur di depan beberapa toko emas di Jalan Panglima Sudirman.
Mayoritas mereka terdir para ibu, anak-anak, hingga bayi. Sedangkan kaum pria bertahan di rumah masing guna menjaga harta benda berupa kendaraan sepeda motor yang tidak jauh dari rumahnya.
Yuliana Safara (42) warga Jalan Delima, Kelurahan Gunung Sekar, Kota Sampang mengaku terpaksa karena rumahnya sudah tidak bisa tempati akibat banjir. Menurutnya ia mengungsi bersama tujuh orang keluarganya dan harus tidur di jalanan. “Mau gimana lagi di rumah sudah di rendam banjir. Di rumah juga tidak ada lotengnya,” ucapnya pasrah.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) kabupaten Sampang Malik Amrullah mengaku bahwa pemkab telah menyediakan tempat pengungsian yang berada di gedung kesenian, jalan Wijaya Kusuma, Kota Sampang. Hanya saja sampai saat ini masih enggan menempati tempat itu.
“Warga masih enggan menempatinya karena menjaga harta benda mereka. Padahal kami sudah sediakan semuanya seperti alas dan selimut. Untuk lebih jelasnya tanya koordinatornya ke BPBD,” ucapnya. Muhlis
Dapur Umum
Untuk membantu warga yang harus mengungsi karena banjir Pemerintah Kabupaten (pemkab) Sampang mendiri 4 dapur umum. Sebab sebagian warga tidak lagi bisa lagi memasak karena rumahnya terendam banjir.
“Ada 4 dapur umum yang Pemkab dirikan. Diantaranya berada di jalan Semeru, Jalan Imam Ghazali, Jalan Pahlawan, dan terakhir di Desa Pasean,” tutur Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang Wisnu Hartono, Minggu (25 September 2016).
Menurutnya setiap dapurt tersebut memasak kurang lebih 1.500 nasi bungkus untuk dibagilan kepada warga terdampak di lima Desa dan tiga Kelurahan. “Per dapur sediakan 1.500 nasi bungkus, tadi sudah disebar ke warga,” akunya. (MUHLIS/BETH)