BANGKALAN, koranmadura.com – Sejumlah panitia pemilihan kepala desa di Kabupaten Bangkalan, mengeluh kehabisan dana. Antara lain terjadi di Desa Tobeddung, Kecamatan Klampis, dan Desa Aeng Taber, Kecamatan Tanjung Bumi. Akibatnya, persiapan pilkades di dua desa tidak berjalan sesuai tahapan.
Di Tobeddung, misalnya, sejak awal panitia dibentuk belum sekalipun menerima pencairan dana. Akibatnya, panitia sama sekali tak berkerja. Ada pun di Desa Aeng Taber, penetapan calon kepala desa belum dilaksakan karena anggaran habis.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Bangkalan, Ismet Efendi tersenyum kecut mendengar keluhan panitia kehabisan anggaran. “Yang benar bukan tidak ada anggaran, tapi anggaran tidak dicairkan oleh kepala desa dan camatnya,” kata dia, Kamis (8 September 2016).
Ismet memastikan pemerintah daerah telah mentransfer anggaran pilkades di kas masing-masing desa. Selain dari APBD, anggaran pilkades juga diambilkan dari APBDes. Jumlahnya berkisar antara Rp 30 sampai 60 juta per desa. Perbedaan nilai transfer tersebut menyesuaikan jumlah pemilih di tiap desa. “Makin banyak pemilih anggaran makin besar,” ujar dia.

Menurut Ismet, panitia pilkades kabupaten telah memanggil panitia pilkades Tobeddung dan Aeng Taber berikut camat dan kepala desanya. Tidak dijelaskan apa hasil pertemuan itu. Yang pasti, kata dia, masalah anggaran sudah teratasi dan masing-masing kepala desa dan camat diminta segera mencairkan anggaran yang sudah ada. “Camat dan kades tidak boleh menahan anggaran,” ungkap dia.
Pilkades serentak di Bangkalan akan digelar 27 Oktober mendatang. Namun hingga kini baru 110 desa yang telah menetapkan calon peserta pilkades. Sisanya 33 desa belum melaksakan penetapan. “Saya optimis 143 desa ikut pilkades serentak, tanpa ada yang diundur,” kata Ismet. (ALMUSTAFA)