PAMEKASAN, koranmadura.com – Pemberian pakan ternak sapi di Pamekasan masih bergantung pada alam. Dalam upaya mengubah pola pemeliharaan dari tradisional ke modern, kini Dinas Peternakan (Disnak) setempat melakukan uji coba pakan olahan.
Percobaan pakan olahan konsentrat dengan protein tinggi atau proses fermentasi itu diterapkan pada lokasi pengembangbiakan sapi perah dan kambing di Desa Somalang, Kecamatan Pakong. Tapi dampak gemuk dan tidaknya belum diketahui.
Kepala Disnak Kabupaten Pamekasan, Bambang Prayogi, mengatakan pakan olahan itu belum bisa dikenalkan kepada peternak, sebab masih tahap belajar ke daerah lain. Dia berharap uji coba itu berhasil, sehingga biaya pemeliharaan rendah dan masa pertumbuhan sapi bisa lebih cepat.
Lanjutnya, sudah seharusnya untuk pakan dengan pola pemeliharaan sapi dikandangkan, sudah tidak terus bergantung pada alam, seperti pola yang diterapkan peternak sekarangt ini. Melainkan, disediakan pakan dari hasil pengolahan.
“Kalau waktu saya lihat penerapan pola itu di Bangkalan, peternak cukup cari rumput seminggu sekali untuk 50 ekor kambing, karena difermentasi. Jadi waktu lainnya bisa dimanfaatkan untuk kerja yang lain,” kata Bambang.
Selain itu, pemeliharaan sapi dengan pakan olahan ini masih sulit terapkan secara massal, lantaran dari bahan konsentrat sangat minim sehingga harganya juga cukup mahal.
“Tapi setelah uji coba itu berhasil, nantinya akan kami kenalkan pada peternak, biar pemeliharaannya lebih efisien dan menguntungkan,” ungkapnya. (ALI SYAHRONI/RAH)
