SUMENEP, koranmadura.com – Keinginan KONI Sumenep untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat sepertinya tak akan berjalan mulus. Pasalnya, sampai sekarang fasilitas olahraga di daerah ini masih minim.
Ketua KONI Sumenep, Sofjan Hadi mengeluhkan minimnya fasilitas olahraga tersebut. Menurut dia, selama bertahun-tahun, fasilitas olahraga di kabupaten paling timur Pulau Madura ini tidak mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
“Untuk fasilitas olahraga, kita tahu sendiri, kan, selama ini masih memprihatinkan. Kita belum memiliki indoor. Kita juga belum memiliki lapangan basket yang semi indoor. Sehingga kalau sudah hujan, tidak bisa latihan,” tukasnya, Kamis (8 September 2016).
Minimnya fasilitas olahraga di Kabupaten Sumenep bukan tidak mungkin akan berpengaruh terhadap prestasi yang dicapai. Sebab, untuk mendulang banyak prestasi, minimal ada empat komponen yang harus terpenuhi. Keempatnya menjadi satu kesatuan tak bisa dipisahkan.

Keempat komponen dimaksud ialah, tersedianya atlet potensial; adanya pelatih yang memiliki kemampuan mumpuni; fasilitas olahraga yang memadai; serta kemampuan dana. “Tapi soal fasilitas bukan urusan KONI, melainkan Disbudparpora,” ujar dia lebih lanjut.
Dikonfirmasi soal anggaran untuk KONI di Sumenep, Sofyan menuturkan selama dua tahun terakhir tak ada perubahan. Baik 2015 maupun 2016, anggarannya sama-sama Rp 1,7 miliar lebih. Dana tersebut, Rp. 200 juta untuk kesekretariatan KONI, sedangkan Rp 1,5 miliar lebih dibagikan kepada 18 cabang olahraga yang ada. (FATHOL ALIF/MK)