SUMENEP, koranmadura.com — Harga liquefied petroleum gas (LPG) 3 Kg naik di sejumlah kepulauan. Rata-rata harga LPG jenis melon itu di atas Rp 25 ribu per tabung.
Infomasinya, di Pulau Kangean mencapat Rp 25 ribu per tabung kemasan 3 Kg, di Kecamatan/Pulau Masalembu mencapai Rp 28 ribu, bahkan di Pulau Pagerungan Kecamatan Sapeken berkisar Rp 30 ribu.
“Sejak sepekan terakhir di Masalembu harga LPG 3 Kg alami kenaikan,” kata salah satu warga setempat, Affandi Maghrib, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon selulernya, Senin (26 September 2016).
Secara terpisah, anggota Komisi II DPRD Sumenep Badrul Aini sangat menyayangkan melambungnya harga tersebut. ”Ini yang aneh, masak daerah penghasil migas, tapi harg gas setelah dikemas menjadi LPG sangat mahal. Ini kan sama ibarat ayam mati dalam sangkarnya” katanya.
Dirinya menduga salah satu penyebab melambungnya harga tersebut karena regulasi dari daerah daetan ke kepulaun tidak terstruktur seperti pendistribusian bantuan beras bagi keluarga sejahtera (rastra) yang selama ini ditangani oleh pemerintah daerah.
Saat ini pendistribusian LPG ke daerah kepulauan menggunkan perahu kecil milik perorangan. Sehingga, memakan biaya yang relatif tinggi. Padahal, kata Badrul, LPG bagi warga kepulauan menjadi kebutuhan pokok sehari-hari dan tingkat kebutuhannya melebihi bantuan rastra.
”Kalau pendistribusian rastra bisa disubsidi, mengapa untuk pendistribusian LPG tidak bisa, wong juga telah menjadi kebutuhan pokok warga,” katanya.
Politisi PBB itu mengatakan, dirinya optimis jika pendistribusian itu dilakukan oleh pemerintah daerah, maka harga LPG 3 Kg di kepulauan akan stabil tidak seperti saat ini. (JUNAIDI/MK)
