MADURA, koranmadura.com– Madura United (MU) dinilai harus segera mengembangkan strategi secara dinamis bila ingin tetap bertahan di puncak klasemen dan melaju mulus di babak 16 besar nanti. Hal ini diungkapkan Hevni Yas Rohim, pengamat dan penggemar berat Madura United.
Menurutnya, biang kekalahan saat menghadapi Sriwijaya FC di Stadion Gelora Bangkalan Rabu (14 September 2016) kemarin adalah pola serangan yang monoton. “Saya pikir MU tidak bisa hanya berkutat dengan pola serangan yang itu-itu saja. Sebab akan mudah dibaca oleh lawan, dan itu sudah kita saksikan bersama bagaimana Sriwijaya dengan mudah mematahkan gempuran-gempuran laskar sape kerap,” ujarnya, Kamis (15 September 2016).
Selain itu, menurut Hevni, absennya Enggelbed Sani membuat permainan MU sedikit limbung. Tak jarang serangan-serangan yang dibangun hanya bertumpu pada Pablo Rodriguez di lini depan. Sehingga untuk mematahkan serangan-serangan MU cukup mudah. “Hanya dengan mempersempit ruang gerak Pablo, MU sudah tidak mampu berbuat banyak,” tambahnya.
Di lini belakang, para pemain MU FC dinilai mudah terjebak dengan permainan lawan. Sehingga ketika terjadi serangan balik, mereka seringkali kelimpungan sulit membaca gerakan para penyerang lawan. “Fabiano menjadi seperti kehilangan tenaga untuk mengejar bola,” jelasnya.
Ke depan, bila ingin tetap gemilang, MU FC harus bekerja keras mencari formula baru strategi bertempurnya. Sebab, menurut Hevni, dua kekalahan terhadap Sriwijaya akan menjadi bahan pembelajaran bagi calon-calon lawan untuk juga bisa mengalahkan MU FC. “Ya sudah pastilah. Masa mereka akan bertarung tanpa mempelajari permainan lawan yang telah lalu? Mereka pasti mempelajari bagimana MU saat menang dan bagiaman saat kalah. Dan kekalahan terhadap Sriwijaya ini saya pikir cukup tragis. Harus ada strategi yang benar-benar baru untuk melaju gemilang menghadapi lawan yang pasti akan makin berat,” tutupnya. (RAHMAT/BETH)
