SUMENEP, koranmadura.com – Dalam rangka mengembangkan dan melestarikan budaya tradisional, Dinas Kebudayaan Prawisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar kontes sapi sonok di pantai Slopeng, Desa Sema’an, Kecamatan Dasuk, Sabtu (24 September 2016).
Dalam pagelaran kontes sapi sonok tersebut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep Hadi Soetarto, Kepala Disbudparpora Sufiyanto, dan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya. Ratusan pengunjung juga ikut menyaksikan kecantikan sapi yang sudah dilengkapi dengan aksesori.
Kepala Disbudparpora Kabupaten Sumenep Sufiyanto memaparkan bahwa tujuan dari pagelaran kontes sapi sonok ialah sebagai ajang seleksi untuk mengikuti kontes sapi sonok se-Madura di kabupaten Pamekasan nanti. “Kontes sapi sonok kali ini sebagai ajang seleksi untuk mengikuti kontes sapi sonok se-madura di pamekasan” ucapnya
“Kontes ini digelar dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Sumenep Ke-747, dan sebagai upaya untuk melestarikan budaya serta menarik para wisatawan baik lokal maupun asing untuk mengunjungi pantai Slopeng,”kata Sufiyanto saat menyampaikan laporan panitia dihadapan pemilik 54 pasang sapi.
Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumenep Hadi Soetarto dalam sambutannya menyampaikan bahwa sapi sonok adalah tradisi turun temurun puluhan tahun yang harus dilestarikan, sebab sapi sonok sebagai pengikat sosial hubungan masyrakat, dan investasi wisata daerah.
“Sapi sonok tradisi warisan nenek moyang yang perlu kita lestarikan, sebab masyarakat modern hari ini dan para wisatawan suka sama yang unik, kuno, dan tradisional, serta jarang ditemui di daerah lain termasuk juga sapi sonok” katanya
Pria yang akrab disapa Atok ini berharap even-even seperti ini harus dikembangkan dan ditingkatkan. Sebab dengan adanya promosi kegiatan semacam inilah akan mengenalkan parawisata dan budaya Sumenep dan juga akan menguntungkan bagi masyarakat setempat. “Promosi kegiatan seperti ini harus lebih gencar, Kalau perlu jangan hanya di Sumenep dan di Madura saja, tapi disebar ke seluruh Nusantara,” pungkasnya. (MADANI/ADV)
