PALEMBANG-Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, memberikan Kuliah Iftitah (pembukaan) di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Kuliah umum dengan thema ‘Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Revolusi Mental’ ini dihadiri Gubernur Sumsel, Alex Noerdin, Anggota DPR, Nazarudin Kiemas, Syukur Nababan, dan Ismayatun; Ketua DPRD Sumatera Selatan, Giri Ramanda N. Kiemas; Walikota Sumatera Selatan, Harnojoyo, serta seluruh Civitas Akademika UIN Raden Fatah.
PMK mengucapkan selamat kepada seluruh Civitas Akademika UIN Raden Fatah atas adanya transformasi dari IAIN menjadi UIN Raden Fatah hasil kerjasama lintas lima kementerian. ”Saya menyambut baik lahirnya UIN karena fungsi penting dan strategisnya dalam mengintegrasikan bidang keilmuan umum (sains dan teknologi) dan ilmu-ilmu ke-Islaman,” ujarnya.
Dengan berlakunya Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), bangsa Indonesia dituntut untuk memiliki kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Persaingan perdagangan, produksi dan tenaga kerja terampil kini terbuka lebar bagi siapa saja.
Di Era MEA terdapat lima elemen arus bebas, yaitu investasi, barang, jasa, modal dan tenaga kerja terampil. Terdapat delapan bidang profesi yang menjadi terbuka di antara sesama negara ASEAN, yaitu Insinyur, Perawat, Arsitek, Pekerja Pariwisata, Tenaga Medis/ Dokter, Dosen, Dokter Gigi dan Akuntan.
Konsekuensi dari berlakunya MEA ini ialah adanya arus bebas Tenaga Kerja Terampil antarnegara ASEAN. “Indonesia masih butuh anak-anak Indonesia yg nantinya akan berkompetensi dengan mahasiswa-mahasiswa negara lain. Kita harus termotivasi untuk bergotong royong bersama-sama membangun bangsa,” ujar Menko PMK.
Untuk itu, dia berharap agar pendidikan tinggi harus menjadi ajang untuk menempa mentalitas, keterampilan dan keahlian, serta menghasilkan generasi penerus bangsa, yang berintegritas, beretos kerja dan berkepribadian yang berlandaskan gotong royong. ”Kita harus bangga dengan apa yang dimiliki daerah kita dan kemauan untuk membangun daerah adalah praktek Revolusi Mental,” tuturnya.
Dia mengatakan langkah awal Revolusi Mental di Perguruan Tinggi dapat dilakukan dengan mewujudkan kampus yang bebas dari korupsi, narkoba, radikalisme dan plagiarisme.
Menutup Kuliah Iftitah, Menko PMK mengatakan, untuk melaksanakan Revolusi Mental, diperlukan keteladanan dan kepeloporan. Karena itu, Menko PMK mengharapkan UIN Raden Fatah dapat berperan sebagai agen perubahan, menjadi pendorong perubahan pikiran, sikap, dan perilaku yang berorientasi pada kemajuan. “Mahasiswa-mahasiswi UIN menunjukkan semangat anak muda yang penuh harapan,” pungkasnya.