SUMENEP, koranmadura.com – Meski hingga sekarang Silo Jagung di Kecamatan Bluto belum dimanfaatkan, ternyata gedung yang dibangun menggunakan dana APBN itu tiap tahun makan anggaran dari APBD.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sumenep, Saiful Bahri, mengatatakan bahwa setiap tahun Pemkab selalu menganggarkan untuk keamanan gedung sebesar Rp 8 juta. Jika tak dijaga, pihaknya khawatir ada barang yang hilang.
“Karena di dalam Silo Jagung itu banyak barang-barangnya. Seperti mesin dan lainnya. Kalau tidak dijaga khawatir barang-barang itu dicuri,” paparnya, Sabtu (17 September 2017).
Dikonfirmasi soal rencana pemanfaatan Silo Jagung itu, menurut Saiful, sampai sekarang belum ada pelimpahan secara resmi dari Pemerintah Pusat pada daerah. Sehingga Pemkab tak berani langsung memanfaatkan.
“Sebenarnya kalau secara omongan, memang sudah pernah diserahkan kepada Pemkab. Tapi Pemkab tidak berani memanfaatkan karena penyerahannya tidak secara resmi,” timpalnya.
Pemkab sebenarnya sudah pernah menyampaikan terkait kesiapan menerima pelimpahan aset milik negara itu pada tahun 2014 lalu. Namun hingga sekarang belum mendapat respon. (FATHOL ALIF/RAH)
