SAMPANG, koranmadura.com– Kurang lebih 290 warga Syiah Sampang yang dipimpin Tajul Muluk hingga saat ini mengungsi di Rusunawa Jumondo, Sidoarjo. Mereka tidak berani pulang karena kondisi di kampung halaman mereka di Desa Garam Gayam, Kecamatan Omben dan Desa Blu’uran, Kecamatan Karang Penang Sampang masih labil.
Bahkan untuk merayakan hari raya Iedul Adha pun tidak ada yang bisa menjamin keselamatam mereka. Masyarakat belum sepenuhnya bisa menerima kehadiran mereka dengan keyakinan yang dianggap menyimpang.
“Kami tidak menjamin keselamatan mereka apabila tetap maksa untuk pulang ke kampung halamannya,” ucap Ketua MUI Sampang KH Bukhori Maksum melalui selulernya, Minggu (11 September 2016).
Menurutnya aparat keamanan tidak akan sanggup meredam konflik sebelum mereka kembali ke fitrah ajaran Islam yang benar. Yakni Islam Sunni sebagaimana ajaran Islam mayoritas yang dipegang teguh para toko ulama dan para warga Sampang.
“Syaratnya cuma satu, mereka (warga syiah, red) harus kembali ke fitrahnya yakni Islam yang benar menurut tokoh agama di sini. InsyaAllah mereka akan di terima dengan lapang dada oleh masyarakat dua desa itu,” tegasnya. (MUHLIS/BETH)