SUMENEP, koranmadura.com– Mayoritas masyarakat Sumenep berprofesi sebagai petani. Namun, keberadaan penyuluh pertanian saat ini terus berkurang, yang awalnya sebanyak 134 kini tinggal 133 tenaga penyuluh.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Disperta) Kabupaten Sumenep, Bambang Herianto, mengatakan sejak dua tahun terakhir penyuluh pertanian terus berkurang. Awal tahun 2015 lalu, jumlah tenaga penyuluh sebanyak 146 orang, namun saat ini hanya tersisa 133 orang.
Salah satu faktor menyusutnya tenaga penyuluh itu disebabkan karena tidak adanya pengangkatan baru. Sedangkan tenaga penyuluh yang lama ada yang meninggal dunia, ada juga yang pensiun bagi tenaga penyuluh yang berstatus PNS.
”Kemarin ada yang meninggal dunia satu orang,” katanya. Sabtu (10/9/2016)
Dari 133 tenaga penyuluh, sebanyak 88 orang merupakan tenaga kontrak, sedangkan 45 orang sudah berstatus sebagai PNS. Dengan demikian, saat ini Sumenep masih kekurangan tenaga penyuluh sebanyak 199 orang, karena idealnya satu penyuluh membawahi satu desa.
“Saat ini satu penyuluh ada yang membawahi empat desa,” tutur Bambang.
Bahkan di Kecamatan/Pulau Raas tidak ada tenaga penyuluh sama sekali. Kegiatan penyuluhan pertanian di sana terpaksa dilakukan oleh Kepala UPT Pertanian setempat.
Berdasarkan minimnya penyuluh pertanian itu, kata Bambang, Pemerintah Pusat melakukan MoU dengan Panglima TNI AD guna untuk memaksimalkan pembinaan kepada petani.
”Kami pun demikian. Kami menggandeng TNI AD, baik pengawasan ataupun pembinaan kepada petani,” urainya. (JUNAIDI/RAH)
