PAMEKASAN, koranmadura.com – Berdasarkan hasil Pantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Pamekasan, sejak gudang membeli tembakau pada 29 Agustus lalu, serapan tembakau sudah mencapai 1.046 ton.
Kendati jumlah itu tergolong kecil dari tahun sebelumnya, namun jika dibading dengan perkiraan jumlah produksi yang disebutkan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Pamekasan, jumlah serapan itu sudah hampir mencapai separuh dari produksi tembakau Pamekasan tahun ini.
Kepala Bidang Perlindungan Konsumen, Disperindag Pamekasan, Hendradi mengatakan, hasil laporan pemantau dari 12 gudang pembelian, yang besar maupun kecil, total serapan sebanyak 1.046 ton tembakau kering, hingga Kamis (14/9).
Dijelaskan, harga termbaku rata-rata di atas break event point (BEP) Rp 32.900. Sebab, harga yang terpantau dari 12 gudang antara Rp 33 ribu hingga Rp 40 ribu tembakau kering, dari berbagai jenis tembakau, baik tembakau gunung, tegal, maupun sawah.
“Kami pantau tata niagany

a tidak hanya gudang-gudang besar saja, tapi juga gudang pembelian yang kecil-kecil. Jumlah serapan baru 1.046 ton. Masih jauh dari target pembelian tembakau Madura tahun ini yang mencapai 21 ribu ton,” kata Hendradi.
Sebelumnya, Kepala Dishutbun Pamekasan Ajib Abdullah mengatakan, rencana pembelian gudang tahun ini sulit dipenuhi, karena banyak tanaman tembakau yang mati, akibat hujan yang terjadi dimusim kemarau tahun ini.
“Sebagian besar gagal tanam dan sebagian lagi gagal panen. Dari lahan yang diproyeksikan, awalnya target produksi sebesar 19.000 ton. Sekarang, prediksi kami hasil produksinya hanya sekitar 2000 sampai 3000 ton. Bisa sampai 3000 ton itu sudah bagus,” kata Ajib. (ALI SYAHRONI/MK)