JAKARTA, koranmadura.com – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan belum juga mengumumkan nama yang akan mereka usung dalam Pilkada DKI 2017. Padahal, pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta terhitung tinggal satu minggu lagi.
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai ini sebagai strategi hebat yang sedang dimainkan oleh PDI-P. Akibat sikap PDI-P yang lama dalam mengumumkan siapa yang akan diusung, semua partai politik menjadi sulit membaca sikap PDI-P.
“Ini strategi yang apik dari PDI-P. Lawan menjadi tidak bisa membaca dan mulai melakukan drama-drama,” ujar Hendri kepada Kompas.com, Rabu (14/9/2016).
Drama-drama yang dimaksud seperti perpecahan di internal Koalisi Kekeluargaan. Sejak awal, Koalisi Kekekuargaan menunggu sikap PDI-P untuk membuat keputusan akhir calon mereka.
PDI-P termasuk partai yang tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan. Namun, hanya pada pengurus di tingkat DPD PDI-P DKI Jakarta saja.
Tidak kunjung ada keputusan dari PDI-P, lama-lama semua partai mulai mengambil langkah sendiri. Partai Gerindra dan PKS berpotensi akan bersekutu dengan mengusung Sandiaga Uno dan Mardani Ali. PKB, Partai Demokrat, dan PPP disebut-sebut akan muncul dengan poros baru.
Hendri mengatakan, sikap PDI-P juga semakin sulit ditebak semenjak banyaknya perbedaan pendapat di internalnya.
“Bahkan PDI-P ada berbagai kubu yang menyuarakan hal berbeda. Ada yang ingin Ahok-Djarot, ada yang ingin mengusung Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) atau ada yang ingin calon lain,” ujar Hendri.
Hendri yakin keputusan PDI-P yang dibuat sangat lama ini tidak akan berdampak buruk pada strategi pemenangan ke depan. Hendri mengatakan, kader PDI-P termasuk kader yang loyal. Meski keputusan dibuat injury time, mesin partai akan langsung bergerak untuk memenangkan.
Menurut Hendri, PDI-P mengetahui kenyataan itu. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun menyadari kuatnya mesin partai PDI-P itu. Sehingga, tidak ada yang bisa dilakukan selain menunggu pengumuman PDI-P.
“Ini memang salah satu metode yang dilakukan PDI-P sejak lama. PDI-P itu kadernya paling loyal. Siapapun yang diusung pasti berpengaruh. PDI-P tahu itu dan Ahok juga tahu, makanya dia juga nunggu, sampai sekarang enggak umumkan siapa wakilnya,” ujar Hendri.
Sumber : KOMPAS.com
