SAMPANG, koranmadura.com – Bupati Sampang A Fannan Hasib meninjau lokasi banjir di Jalan Suhadak dan Melati, Kelurahan Dalpenang, Kecamaan Kota Sampang, Senin, 24 Oktober 2016, sekitar pukul 14.00 wib. Ini merupakan pertama kali bupati turun ke lokasi banjir.
Baca: BPBD Sampang: Besok Pagi Jam 2 Dini Hari Kemungkinan Banjir Datang Lagi
Banjir Setinggi 1,5 Meter Kepung Kecamatan Sampang
Disinggung alasan baru turun ke lokasi banjir, A Fannan Hasib mengaku sudah dua kali turun ke lokasi banjir, pertama pada tahun 2014 lalu yang kala itu kondisi banjir lebih besar dari saat ini. “Tahun 2014 dulu saya pernah ke lokasi banjir, tapi yang kemarin-kemarin karena memang kondisi saya sedang sakit,” tuturnya.
Pantauan koranmadura.com, Bupati Sampang terlihat memberikan bantuan berupa nasi bungkus kepada masyarakat terdampak banjir, salah satunya kepada warga di Jalan Suhadak, Kelurahan Dalpenang.
Untuk meminimalisir banjir di daerahnya, bupati berencana akan menambah pembangunan waduk di wilayah utara dan normalisasi sungai Kali Kamoning. “Dari tahun 2013 saya sudah mengupayakan, tapi karena aturan yang belum memperbolehkan,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Haryono Abdul Bari, tokoh masyarakat setempat, mengatakan, persoalan banjir sudah terjadi sejak tahun 70-an. Menurutnya, Kota Sampang sudah tidak lagi mempunyai sungai, sebab hingga saat ini persoalan banjir tak kunjung ada penyelesaian. “Kali Kamoning itu bukan sungai, itu cuma sisa sungai,” ucapnya.
Alasan tidak diakuinya Kali Kamoning sebagai sungai, kondisi Kali Kamoning saat ini sudah mengalami pendangkalan hingga 30 persen dari badan sungai. Akibatnya, ketika hujan, Kali Kamoning tidak bisa menampung debet air.
“Kali Kamoning sama halnya kopi dalam gelas, di bawah itu banyak endapan, jadinya jika ada hujan cepat meluap ke pemukiman warga kota Sampang,” terangnya.
Untuk diketahui, Senin, 24 Oktober 2016, pukul 02.00 wib dini hari banjir menggenang 5 desa dan 3 kelurahan. (MUHLIS/MK)
