BANGKALAN, koranmadura.com – Semalam beredar kabar di kalangan jurnalis Bangkalan, lewat grup BBM dan whatsaap. Isinya agak genting: “info malam ini, ada pengepungan dan penyanderaan di Pendopo, semoga tidak terjadi apa-apa dan polisi bisa bertindak tegas”.
Info ini dikirim seorang wartawan, dia rupanya dapat info itu dari orang lain. Karena itu dia masih bertanya tentang kebenaran informasi itu. “Apa benar info ini?”. Membaca informasi seperti itu, mata yang belum mengantuk makin sulit terpenjam.
Seorang wartawan lain di grup BBM berjanji akan menanyakan kebenaran informasi itu kepada intel kenalannya. Tak lama berselang masuk info dari intel itu: “tidak benar, bukan pengepungan dan tidak ada penyanderaan, warga hanya ingin ketemu bupati, bupatinya sedang tidak di tempat”.
Namun dari grup whatsapp ada informasi lebih gamblang. “Benarkah Kepala Bappemas disandra warga,” Kepala Bappemas dimaksud adalah Ismet Efendi.
“Enggak benar (kebar penyandraan, red), warga cuma ngajak saya ketemu bupati, kebetulan saya juga ada perlu, jadi kami berangkat dari rumah, dengan mobil masing-masing, tapi sampai Pendopo bupati sedang tidak ada di tempat,” kata Ismet melalui pesan whatsaap, Senin (10 Oktober 2016).
Menurut Ismet, warga yang mengajak dirinya malam itu adalah salah satu Calon Kades Desa Kajjen, Kecamatan Blega, bernama Ridwan. Dia ingin minta pelaksanaan Pilkades di Desa Kajjen ditunda tahun depan.
Menurut sejumlah informasi, Ridwan adalah calon incumben. Namun secara mengejutkan Panitia Pilkades Kajjen mencoret namanya karena tidak memenuhi syarat administrasi, antara lain ijasahnya belum dilegalisir dan belum mendapat izin bupati untuk maju karena Ridwan ternyata berstatus PNS.
Ketua Panitia Pilkades Desa Kajjen, Munaki, belum dapat dikonfirmasi soal sebab pencoretan Ridwan tersebut. (ALMUSTAFA/RAH)
