SAMPANG, koranmadura.com – Lia Febriani, 24, warga Kelurahan Dalpenang, Sampang, terpaksa menerobos banjir untuk melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat, Selasa, 11Oktober 2016.
Ia berangkat dari rumahnya di Jalan Imam Bonjol, didampingi suami dan beberapa kerabatnya dengan cara dipapah menembus genangan air setinggi pinggang orang dewasa dan baru naik becak menuju RSUD setiba di pertigaan depan Rutan Sampang.
Semestinya, wanita yang akan melahirkan anak pertamanya itu, melahirkan di Pos Layanan Kesehatan Kelurahan atau di rumah bidan terdekat. Namun, dua tempat itu juga tergenang dan tidak memungkinkan untuk tempat persalinan.
“Kami bersyukur, dia bisa melahirkan secara normal. Dan untuk sementara, ibu dan bayinya masih dirawat di rumah sakit, karena kondisi yang belum memungkinkan keduanya untuk pulang, akibat masih tingginya genangan air,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sampang, Firman Priya Abadi.
Banjir yang melanda Kota Sampang sejak Senin, 10 Oktober 2016, belum benar-benar surut. Air luapan Kali Kemuning masih menggenangi permukiman warga dan areal persawahan di tiga kelurahan dan dua desa, yakni Kelurahan Rongtengah, Gunung Sekar dan Dalpenang, serta Desa Panggung dan Gunung Maddah.
Arus lalu lintas menuju arah kota juga masih ditutup dan dialihkan melalui jalur alternatif. Sebab, ketinggian genangan, terutama di simpang Jalan Imam Bonjol dan Agus Salim masih tinggi. Kawasan pertokoan juga masih tutup. Demikian pula dengan jaringan listrik di kawasan yang tergenang masih dipadamkan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, Wisnu Hartono, mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan PLN Rayon Sampang soal pemadaman jaringan listrik di kawasan yang tergenang. (MUHLIS)
