SUMENEP, koranmadura.com – Dalam rangka menjaga dan menyelamatkan bahasa Madura, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep telah menjadikan bahasa Madura sebagai pelajaran muatan lokal. Namun diakui Bupati, A. Busyro Karim, bahwa untuk menyelamatkan bahasa Madura dari kepunahan tidak bisa hanya dilakukan di sekolah.
“Untuk menyelamatkan bahasa Madura, di pelajaran muatan lokal itu sudah ada. Bahkan buku bahasa Madura juga sudah ada,” kata Bupati Sumenep, Senin, 31 Oktober 2016.
Statemen tersebut disampaikan menanggapi tantangan budayawan Ibnu Hajar kepada Bupati Busyro untuk mengeluarkan surat edaran (SE) kepada setiap lembaga pendidikan di semua tingkatan, semua instansi dan lainnya agar menggunakan bahasa Madura, minimal sehari dalam satu minggu.
Baca: Budayawan Tantang Bupati Sumenep Selamatkan Bahasa Madura
Meski begitu, menurut mantan Ketua DPRD Sumenep dua periode itu, upaya menyelamatkan bahasa Madura tidak bisa hanya dilakukan di sekolah-sekolah. Karena hanya satu hari dalam satu minggu.
Upaya penyelamatan bahasa Madura juga harus dilakukan di tingkat keluarga. Selama di rumah, anak-anak yang akan menjadi generasi bangsa harus juga dibiasakan menggunakan bahasa Madura.
“Kalau di rumah anak-anak sudah dibiasakan menggunakan bahasa Indonesia, maka bahasa Maduranya akan kocar-kacir,” ujar orang nomor satu di Kabupaten Sumenep ini. (FATHOL ALIF/MK)
