SUMENEP, koranmadura.com – Jumlah produksi garam yang dihasilkan petani di Kabupaten Sumenep menurun hingga 80 persen. Penyebab utamanya karena anomali cuaca (kemarau basah).
“Karena saat musim produksi masih hujan, otomatis akan mempengaruhi produksi,” kata Juhari salah satu petani garam asal Desa Pinggir Papas Kecamatan Kalianget, Kabupaten sumenep, saat ditemui di Kantor DPRD, Rabu (12 Oktober 2016).
Baca: Musim Ini, Petani Garam Hanya Panen 3 Kali
Produksi garam petani pada 2015, kata dia, mencapai 150 hingga 200 ton. Namun tahun ini hanya bisa menghasilkan sebanyak 10-20 ribu ton. “Jadi tahun ini produksi alami penurunan sebanyak 80 persen dibandingkan tahun lalu,” jelasnya.
Saat ini, kata Juhari, lahan pegaraman mayoritas milik petani dialihfungsikan sebagai tambak ikan bandeng. Namun, produksi ikan bandeng tidak bisa menupang kebutuhan sehari-hari. Itu disebabkan selalu merugi.
“Tapi, tidak bisa dijadikan penghasilan karena petani selalu merugi setiap tahun,” jelasnya. (JUNAIDI/RAH)
