SUMENEP, koranmadura.com – Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya sekaligus putra sulung KH. Ahmad. Basyir, Prof. Dr. Abd. A’la memberikan tausyiah pada Silaturahim Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) pada Sabtu (8 Oktober 2016) di Aula Asy-Syarqawi.
Dalam tausiyahnya, Kiai A’la menyapaikan pesan Kiai Basyir. Ada tiga hal yang disampaikan oleh beliau. Pertama, soal ketulusan. Menjadi santri itu harus tulus dalam hal apa pun. Baik saat dia menjadi guru, politisi, akademisi, pengusaha, bahkan menjadi bupati sekalipun. Sebab melihat Annuqayah sama saja melihat keteladan para pendiri dan pengasuh.
“Pesan Kiai Basyir untuk alumni, ketika melihat Annuqayah maka di hadapan saya itu ada Hadratus Syaikh KH. Syarqawi, Kiai Ilyas, Kiai Abdullah Sajjad, Kiai Amir Ilyas, Kiai Hasan,” katanya menyampaikan pesan kiai Basyir.
Bagi Kiai A’la, termasuk para alumni harus melihat Annuqayah sama saja melihat Kiai Basyir, Kiai Mahfud, Kiai Ishom, Kiai Warits, Kiai Basit Bahar, Kiai Muqsith, Kiai Siri, Kiai Hanif, dan para kiai lainnya. “Sebab mereka patut diteladani, Annuqayah adalah ketulusan karena sejak Kiai Syarqawi sampai hari ini nilai ketulusan selalu melekat dalam dalam dirinya,” jelasnya.
Kiai A’la pun mengisahkan tentang teladan Kiai Amir Ilyas. Katanya, pernah suatu ketika, almarhum Kiai Amir Ilyas saat mengajar, karena tak ada dihapus, maka sorbannya yang dijadikan penghapus. “Bukan pencitraan. Karena ada ketulusan dalam diri beliau,” paparnya.
Termasuk juga para pendiri dan pengasuh cinta tanah air. Buktinya, saat upacara 17 Agustusan, beliau-beliau selalu hadir. “Inilah nilai keannuqayahan.Kita belajar kepada beliau-beliau. Sebab mendidik tanpa pamrih. Beliau-beliau hanya ingin mendidik generasi santri masa depan,” tegasnya.
Selain meneladani tentang ketulusan mendidik, yang juga perlu diteladani oleh alumni, tentang perhatiannya terhadap dunia pendidikan. “Seperti Kiai Basith AS, misalnya, walaupun dalam keadaan sakit, perhatiannya terhadap dunia pendidikan luar biasa, beliau yang menggagas MAK yang sekarang adalah MAT. Terus dalam hal mengabdi, beliau menggagas BPM,” jelas A’la.
Untuk itulah, Kiai A’la sampaikan di depan para pengasuh dan ribuan alumni, Kiai Basyir menginginkan Annuqayah jadi pusat studi Al-Quran.”Jika beliau bisa hadir, beliau ingin lulusan MAT benar-benar hafal Al-Quran dengan sempurna. Kalau bisa, kata beliau, hafal Al-Quran syarat mutlak lulus dari MAT. Nah, itu yang saya tangkap dari pesan beliau,” paparnya.
Namun, kata A’la selain menjunjung tinggi nilai-nilai kepesantrenan seperti
tawadu’, ketulusan, kejujuran, pula santri juga belajar tentang kemandirian.
Annuqayah sudah punya Instika, kata penulis beberapa buku itu. Tadi dirinya sudah sampaikan ke Rektor Instika agar mendorong santri untuk ikut jurusan ekonomi syari’ah. “Itu penting karena tantangan ke depan semakin kompleks, santri harus belajar kewirausahaan. Islam tak boleh kalah sama China. China luar biasa berkembang secara ekonomi. Kalau tidak sekarang, lalu kapan,'” tegasnya.
A’la menutup tausiyahnya pada acara tersebut dengan berpesan agar para santri dan alumni menjaga betul nilai-nilai keannuqayahan yang diwariskan oleh para pendiri dan pengasuh. (SYAM/MK)
