Madura merupakan salah satu pulau kecil yang terletak di provinsi jawa timur. Orang luar madura kebanyakan memiliki stereotip negatif tentang pulau madura, khususnya tentang budaya carok dan keadaan alam yang gersang dan panas. Hal tersebut membuat orang luar madura berfikiran negatif dan akhirnya takut untuk berkunjung ke madura. Namun kenyataannya madura adalah pulau kecil yang tak semenyeramkan yang orang luar bayangkan. Madura terdiri dari 4 kabupaten, yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Setiap kabupaten memiliki corak dan keindahan masing-masing, baik dari keindahan alam, adat, tradisi, kebiasaan, kuliner dan kesenian tiap kabupaten sangatlah beragam.Kita sebagai orang madura tentunya sedikit bayak sudah mengetahui tentang keberagaman budaya yang ada di madura.
Bangkalan adalah kabupaten yang secara geografis terletak diujung barat pulau madura dan sangat dekat dengan ibu kota jawa timur yaitu surabaya. Kota ini memiliki jembatan suramadu yang menghubungkan pulau madura dengan pulau jawa. Jembatan suramadu merupakan icon kebanggaan bagi masyarakat bangkalan, pasalnya dengan adanya jembatan tersebut perekonomian masyarakat madura mulai berkembang dan banyak marakat luar yang datang ke madura dan mulai mengenal keindahan pulau garam kita. Dengan adanya jembatan suramadu juga madura mulai terkenal akan wisata dan keindahan alamnya. Bangklan juga memiliki berbagai kuliner lezat yaitu, nasi serpang,sewel, topak ladeh dan masih banyak kuliner lainnya yang bisa membuat perut kita keroncongan dan tidak tahan untuk segera menyantapnya. Tak hanya di bidang kuliner saja yang bisa menarik kita untuk datang ke bangkalan, namun Bangkalan juga memiliki bukit kapur jeddih yang tak kalah indah dan mempesona serta memanjakan mata. Bukit kapur jeddih merupakan tempat penambangan batu bata putih yang menjadi sumber mata pencaharian warga sekitar. Bukit kapur yang setiap hari di tambang membuat bentuk bukit menjadi seperti piramida dan membuatnya indah serta menarik untuk di jadikan destinasi wisata.
Bergeser ke arah timur terdapat kabupaten sampang yang letaknya tak jauh dari pantai. Masyarakat sampang merupakan masyarakat yang sangat ramah dan cinta akan budaya daerah mereka. Hal tersebut di buktikan dengan masih banyaknya tempat-tempat bersejarah di sampang, salah satunya adalah reruntuhan pababaran. Reruntuhan pababaran adalah tempat lahir Raden Trunojoyo. Lokasi reruntuhan pababaran terletak di jantung kota sampang dan tempat tersebut masih terawat dengan baik bahkan menjadi destinasi wisata di kota sampang. Masyarakat Sampang tak hanya cinta akan sejarah leluhur mereka namun, mereka juga sangat melestarikan lingkungan sekitar mereka. Hutan nepa adalah bukti dari kecintaan mereka akan lingkungan. Hutan tersebut di huni oleh ratusan kera liar yang membuat hutan tersebut terasa semakin alami. Di bidang kuliner, sampang mempunyai makanan khas yaitu bebek songkem. Nama songkem sendiri berasa dari bahasa madura yang artinya terpelungkup, bebek songkem terdiri dari satu bebek yang utuh yang sudah di bumbui dan di bungkus dengan daun pisang lalu di kukus beberapa jam dan penyajiannya dengan cara menterpelungkupkan bebek tersebut secara utuh dalam keadaan hangat.
Kabupaten selanjutnya adalah kabupaten Pamekasan, kabupaten ini di kenal dengan kota gerbang salam(Gerakan Pembangunan Masyarakat Islam). Pemerintah kota semakin menyelaraskan slogan yang di buat dengan mewajibkan seluruh sekolah dari tingkat TK sampai SMA untuk memakai jilbab untuk siswa putri dan seluruh staf pengajar muslim serta seluruh PNS (Pegawai Negri Sipil) wanita. Pamekasan juga terkenal akan keunggulan batik yang di produksi oleh masyarakat Batu Ampar Kecamatan Proppo yang sangat indah dan sudah banyak dijual keluar madura. Keindahan corak dan warna batik membuat para pecinta batik marasa di manjakan dan puas akan batik karya masyarakat Batu Ampar. Tak jarang pula batik pamekasan dijadikan oleh-oleh dan cindera mata saat ada kunjungan besar. Di bidang kuliner pamekasan mengandalkan campor lorjuk, campur lorjuk merupakan makanan khas pamekasan yang terdiri dari lontong, bihun,toge,bawang goreng, lorjuk dan di siram dengan kuah hangat yang mempunyai cita rasa yang sangat khas. Lurjuk adalah hewan laut yang bentuknya kecil dan mempunyai rasa yang sangat khas. Pamekasan juga terkenal dengan penghasil garam yang cukup bagus. Banyak sekali tambak garam di kota Pamekasan. Tidak sedikit masyarakat yang menggantungkan hidupnya dengan bertani garam ataupun sekedar menjadi buruh angkut garam-garam pada saat panen.
Kabupaten terahir dari madura adalah Sumenep. Kabupaten ini terletak di ujung timur pulau madura dan memiliki kebudayaan yang masih sangat kental. Pasalnya museum Sumenep masih terawat dengan sangat baik. Museum tersebut merupakan bekas kediaman raja sumenep di zaman sejarah dan di dalamnya terdapat beberapa ruangan yang terdiri dari ruang tamu, kamar tidur dapur, taman, kolam ikan dan beberapa pakaian serta peralatan rumah tangga masih sangat terawat dengan baik dan di pajang rapi di setiap sudut ruangan. Saat ini museum tersebut menjadi destinasi wisata dan tempat menimba ilmu bagi setiap wisatawan yang datang ke sumenep. Belakang ini kabupaten sumenep mulai terkenal akan keindahan destinasi wisata alamnya. Salah satu destinasi wisata yang banyak di kunjungi wisatawan adalah pulau gili labak dan pulau giliyang. Gili labak merupakan pulau kecil yang hanya memiliki sedikit penduduk dan keadaan alamnya masih sangat alami sehingga benar-benar menarik untuk di kunjungi dan tepat sekali untuk menghilangkan stress dan penat setelah lelah bekerja. Sedangkan pulau giliyang merupakan pulau yang kaya akan oksigen dan merupakan tempat dengan oksigen terbaik kedua didunia. Penduduk di giliyang banyak yang berumur sampai 100 tahun lebih karena kualitas oksigen di sana masih sangat baik.
Setiap kabupaten di madura memili keindahan dan kekhasan tersendiri. Hal itu membuktikan betapa beragamnya budaya yang ada di madura. Kita sebagai masyarakat madura hendaknya bangga akan semua keindahan dan kekayaan alam pulau garam kita ini. Rasa bangga tersebut bisa kita tunjukkan dengan cara tetap mancintai budaya-budaya lokal , seperti tetap berbahasa madura dalam kehidupan sehari-hari dan bersikap sopan pada setiap orang serta memegeng teguh nilai-nilai dan norma-norma yang telah leluhur kita ajarkan. Semua hal itu hendaknya harus tertanam kuat di dalam hati nurani kita sehingga kita tidak akam terpengaruh oleh budaya luar yang ssemakin tak terkendali.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura