SUMENEP, koranmadura.com – Sejumlah pengasuh pondok pesantren menyayangkan Surat Edaran (SE) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep yang mengerahkan siswa dan mahasiswa se-Sumenep untuk menyemarakkan acara Inbox SCTV di lapangan A. Yani Panglegur tanggal 12-13 November 2016.

Pengasuh Pondok Pesantren Mathlabul Ulum Desa Jambu Kecamatan Lenteng KH. Taufikurrahman FM mengaku kecewa terhadap Disdik Sumenep atas surat edaran yang meliburkan siswa dan mahasiswa. “Hiburan dibutuhkan, tapi bukan begini caranya. Kalau sampai meliburkan siswa, ini kan mengganggu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),” katanya, Sabtu, 12 Novemner 2016.
Baca: Siswa Diminta Meriahkan Inbox, Surat Edaran Disdik Tak Lazim
Wakil Rais Syuriah PCNU Sumenep itu akan meminta kepada pemerintah agar dalam mengadakan hiburan harus sesuai dengan budaya Sumenep, tidak boleh ada buka aurat, dan lain semacamnya yang bertentangan dengan budaya Sumenep.
Senada juga disamapaikan oleh salah satu pengasuh pondok pesantren di Ambumten. Beliau menilai Kepala Dinas Pendidikan A. Shadik salah kaprah, Sumenep yang lembaga pendidikannya mayoritas berbasis pesantren malah diinstruksikan untuk joget. “Ngawur ini Pak Kadisnya, Masak para santri diminta hadir ke GOR hanya untuk sebuah acara joget gitu,” katanya yang meminta namanya dirahasiakan.
“Saat ini pemerintah melalui Kementerian Pendidikan melaksanakan pendidikan berbasis karakter, tapi kalau dalam pelaksanaannya malah diminta libur hanya untuk sebuah acara Inbox SCTV, maka mau dikemanakan program pendidikan berkarakter? “Subhanallah Ngeri saya baca surat tersebut” pungkasnya. MADANI/MK
