SUMENEP, koranmadura.com – Dalam periode Januari-Desember 2016, penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD)mencapai 1079 orang dan enam orang di antaranya meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dineks) Sumenep, A Fatoni mengatakan, berdasarkan data instansinya, DBD banyak tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Kota, Ambunten, dan Kalianget. “Terbanyak di Kecamatan Kota dibandingkan kecamatan lain,” katanya, Kamis, 12 Januari 2017.
Menurut Fatoni, meskipun di tiga kecamatan jumlah penderita terbanyak dibandingkan kecamatan lain, namun hanya di Kalianget yang sampai meninggal dunia. Enam orang yang meninggal dunia terjadi di Kecamatan Pragaan (1 pasien), Kecamatan Rubaru (3), dan Kecamatan Kalianget (1).
“Yang meninggal dunia, kemungkinan terlambat membawa ke petugas medis. Sehingga penyakitnya sangat parah,” jelasnya.
Sementara di sejumlah kecamatan kepulauan angka penderita DBD mengalami penurunan. Seperti di Kecamatan Arjasa dan Nunggunong masing-masing hanya satu pasien, dan Kecamatan Gayam hanya dua pasien. Sedangka di Kecamatan Kangayan, Raas, Masalembu dan sejumlah kecamatan yang lain tidak ada. “Kalau dibandingkan tahun 2015 sudah ada penurunan. Tahun 2015 Sumenep alami KLB,” tegasnya.
Mantan Kepala Puskesmas Rubaru itu mengatakan, salah satu penyebab melubernya penyakit DBD itu karena masyarakat kurang menjaga lingkungan. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian, juga akibat tandon air yang sering dijadikan sarang nyamuk utamanya di daerah padat penduduk.
Oleh sebab itu, pihaknya pada tahun ini akan melakukan siaran keliling ke setiap pemukiman guna memberikan penyadaran kepada masyarakat, selain itu akan melakukan pencegahan yang lain, seperti fogging dan yang lain.
“Kami akan menjadikan setiap rumah menjadi kader jentik. Dengan begitu maka penyakit DBD ke depan bisa ditekan,” tegasnya. (JUNAIDI/MK).
