BANGKALAN, koranmadura.com – Perkara yang dialami Gubernur DKI Jakarta non aktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok gara-gara mengutip Surat Al Maidah ayat 51, mengundang simpati Takliman Thalhah, Ketua Umum Yayasan Panempaan Darul Muttaqien. Yayasan ini berkantor di rumah Takliman yang terletak di Jalan Nangka Lima, Nomor 3, Perumnas Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Rasa simpati itulah yang kemudian menggerakkan Takliman memberikan piagam kepada Ahok pada 4 Desember 2016, dua hari setelah aksi damai ribuan umat Islam di Monas. Dalam piagam itu Basuki dianugerahi penghargaan sebagai ‘orang beriman dan sholeh’. Takliman juga mencantumkan Surat Ali Imron ayat 113 dan 114 sebagai dasar memberikan piagam.
“Laisu sawaan min ahlil kitabi, mereka tidak sama dengan ahli kitab, ahli kitab ada yang beriman lho,” kata Takliman menukil isi Surat Ali Imron yang dijadikan dasar mengeluarkan piagam, Kamis, 19 Januari 2017.
Menurut dia, piagam itu sebagai kritik kepada ulama yang begitu mudah mengkafirkan seseorang karena tidak seiman. Padahal, kata dia, para pendiri bangsa mengonsep bangsa Indonesia berdasarkan nilai ketuhanan. Semestinya tidak ada sekat berdasarkan keyakinan yang dianut tiap orang. “Apa pun agamanya, dia beriman kepada tuhan masing-masing,” dia menjelaskan.
Sebab itu, kata Takliman, bila ada ulama mengkafirkan Ahok berdasarkan ayat al-Quran, maka dirinya ‘mengimankan’ Ahok juga berdasarkan Al-Quran Surat Ali Imron ayat 113 dan 114.
“Karena Tidak semua orang Nasrani jahat, tidak semua kafir. Dan tidak semua yang beragama Islam baik dan sholeh, seperti saya mungkin kafir, bisa jadi kok,” kata Ketua Projo Bangkalan ini dengan nada tinggi. ALMUSTAFA/MK
