SAMPANG, koranmadura.com – Gerakan menanam sejuta pohon yang digalakkan oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kabupaten Sampang, terus berlanjut.
Melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Brantas Sampean, Sidoarjo, ribuan bibit pohon didatangkan. Relawan LPBINU Sampang secara langsung mengambil bibit pohon ke lokasi Persemaian permanen Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Brantas, di Desa kemlagi, Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto.
“Siapapun boleh mengambil bibit tanaman secara gratis, tidak perlu biaya. Hanya dengan mengajukan surat permohonan bantuan bibit,” ujar Staf Pelaksana teknis sarana dan prasarana BPDASHL Brantas Sampean, Sidoarjo, Nunik AP, Jum’at (13 Junuari 2017).
Sementara itu Ketua LPBINU Sampang, Moh. Hasan Jailani menjelaskan, gerakan menanam sejuta pohon bagian dari nawaitu dan istiqomah LPBINU Sampang untuk menjaga dan merawat alam raya. Mamak begitu biasa dipanggil, juga mengingatkan agar siapapun jangan hanya pintar mengambil hasil bumi, namun juga harus bisa menjaga alam. Sebab bencana alam terjadi karena keserakahan kita sendiri.
“Alhamdulillah, hari ini dengan semangat kebersamaan semua pihak, tanaman yang akan di tanam oleh kawan – kawan IPNU dan IPPNU dalam proses perjalanan ke Sampang. Bismillah, langkah bersama ini akan terus meneguhkan niat dan sikap bahwa merawat alam juga bagian dari mensyukuri nikmat-Nya,” tutur Mamak.
Gerakan menanam sejuta pohon digalakkan oleh LPBINU Sampang sejak tahun 2015. Sebagai upaya dalam penanggulangan bencana, seperti banjir dan longsor. Dan untuk periode ini, sekitar 10.000 pohon akan ditanam di 14 Kecamatan se Kabupaten Sampang dengan menggandeng kaum pelajar IPNU dan IPPNU Sampang.(NWW/GM)
