BANGKALAN, koranmadura.com – Menjelang pembahasan pelaksanaan kompetisi tahun 2017 dalam Kongres Tahunan PSSI 8 Januari mendatang, Manajemen Madura United berharap model kompetisi seperti Indonesia Soccer Championship tetap diadopsi yaitu kompetisi satu wilayah.
Menurut Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, kompetisi satu wilayah membuat persaingan lebih kompetitif, kekuatan dan determinasi tiap tim lebih terlihat dibandingkan kompetisi dua wilayah. “Lagi pula, kalau satu wilayah, semua tim akan bertemu dengan tim besar, big macth akan membuat penonton penuh dan menguntungkan klub,” katanya, Selasa, 3 Januari 2016.
AQ, sapaan Achsanul, mengakui kompetisi satu wilayah memang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Sebaliknya, kompetisi dua lebih hemat secara finansial. Tapi, dia menilai kompetisi satu wilayah lebih baik dampaknya bagi pengelolaan sepak bola Indonesia. “Satu wilayah juga akan memudahkan timnas menyeleksi pemain,” ujar dia.
Senada dengan AQ, Pelatih Madura United, Gomes De Oliviera menilai kompetisi satu wilayah sangat baik. Dia bahkan menyebut ISC salah satu kompetisi terbaik di Indonesia, baik saat dirinya sebagai pemain di Indonesia hingga kini jadi pelatih.
Dengan satu wilayah, kata dia, semua tim akan bertemu, hal ini akan jadi tolak ukur yang jelas, tim mana yang pantas jadi juara. “Bagi tim kecil, bertanding dengan tim yang sudah punya nama memberikan efek positif bagi pemain dan suporter,” kata dia.
Apalagi di ISC, kata Gomes, telah diterapkan sanksi dan denda bagi tim dan pemain main. Hanya saja, pelaksanaan aturan perlu dipertegas lagi. “Sanksi dan denda penting untuk menciptakan rasa aman dalam setiap pertandingan,” ungkap dia. (ALMUSTAFA/MK)
