Oleh: MH. Said Abdullah
Tempat wisata betapapun indahnya tanpa keunikan budaya seperti sayur tanpa garam. Semenarik apapun akan terasa hambar dan mudah sekali memunculkan kejenuhan. Begitulah diktum tentang dunia pariwisata.
Beberapa pengelola tempat pariwisata di sebuah daerah biasanya mensiasati mengadakan event tertentu untuk menarik wisatawan seperti Jember ada Jember Fashion Carnaval. Atau di daerah wisata diadakan berbagai kegiatan unik agar masyarakat setempat dan luar tergoda datang. Sudah pasti sebelumnya tempat wisata didandani secantik mungkin agar pesonanya mampu menggoda para pengunjung untuk datang kembali.
Di era sekarang ini ketika semua daerah bahkan negara berusaha menarik pemasukan PAD termasuk devisa dari kunjungan wisatawan pengelolaan pariwisata amat sangat profesional. Segalanya disiapkan sebaik mungkin agar para wisatawan betah dan bahkan kembali datang pada waktu lain. Dari akses transportasi, hotel, ketersediaan rumah makan, keamanan, kebersihan ditata semaksimal mungkin. Termasuk bagaiamana mengkondisikan lingkungan masyarakat sekitar tempat wisata misalnya agar berikap ramah, bersahabat dan lainnya.
Bagaimana dengan potensi wisata di Madura? Untuk alam sebenarnya sangat banyak tempat-tempat menarik di Madura. Di Sumenep ada pantai Lombang, Salopeng. Belakangan ada Pulau Giliyang dan Gililabek yang disebut-sebut sangat eksotik. Di Pamekasan ada Vihara Dewi Kwan In, Sampang ada air terjun Toroan dan Bangkalan ada Kilam Gua Pote.
Secara keseluruhan memang perlu ada itikad keseriusan seluruh pemerintah daerah di Madura untuk mengelola lokasi wisata indah itu. Itikad ini diwujudkan melalui perencanaan integral, sistematis, serta semangat penerapan profesionalisme. Akses transportasi, penataan fasilitas, termasuk bagaimana mempersiapkan masyarakat sekitar dalam menerima para wisatawan. Jangan sampai misalnya para wisatawan kecewa ketika sampai di tempat wisata sikap masyarakat tak bersahabat,kurang aman atau kalau berbelanja “dikerjai”.
Masyarakat Bali hampir secara keseluruhan barangkali bisa dijadikan contoh menarik bagaimana mereka bersikap menghadapi para wisatawan baik domestik maupun dari manca negara. Contoh sederhana penyewaan alat transportasi seperti mobil atau sepeda motor yang praktis harganya seragam dan relatif murah. Souvenir pun tersedia di berbagai tempat lagi-lagi dengan harga yang tak berbeda jauh.
Langkah berikutnya bagaimana menggali atau tepatnya lebih mempromosikan berbagai budaya yang sudah lama hidup namun kurang banyak diketahui terutama oleh masyarakat luar Madura dan manca negara. Di Madura misalnya sebenanya bukan hanya kerapan sapi yang khas. Ada juga attraksi sapi sonok, sapi dihiasi indah yang bisa menari mengikuti musik tradional saronen. Sapi yang bisa menari indah ini bisa jadi budaya satu-satunya di dunia ini. Jelas sangat unik dan spesial.
Lalu tari topeng serta kesenian ludruk. Topeng tergolong memiliki keunikan tersendiri sebagai sandiwara panggung. Tak hanya asesoris para pemainnya, pementasan topeng yang dimainkan pemeran dan keberadaan dalang menerobos kesenian wayang tradisional. Topeng dari Kalianget pimpinan Syabidin beberapa tahun lalu sempat diundang ke Prancis karena keunikannya.
Yang juga sedikit terlupakan adalah tarian-tarian tradisional Madura, yang selama ini kurang dikenal seperti tari pecut, tari moang sangkal dan masih banyak lagi. Belum lagi tarian tradisional dari Bangkalan, Sampang dan Pamekasan. Banyak kekayaan budaya Madura yang bisa menjadi daya tarik kedatangan wisatawan. Semua potensial dikembangkan sehingga bisa meningkatkan PAD sekaligus dapat menjadi areal peningkatan ekonomi masyarakat. Tinggal perlu keriusan semua pihak baik Pemda, Swasta maupun masyarakat, termasuk media yang diharapkan membantu mempromosikan.
