SAMPANG, koranmadura.com – Dua hari setelah penemuan bayi laki-laki di wilayah pantai utara (pantura), tepatnya di lapangan Bato Tampe, Desa Sokobanah Daya, Kecamatan Sokobanah, Polisi Resor (Polres) Sampang mengaku masih kesulitan mendeteksi identitas pelaku. “Identitas pelaku pembuang bayi masih belum kami temukan,” ucap kapolres Sampang, AKBP Tofik Sukendar, melalui Kasat Reskrim AKP Hari Siswo, Jumat, 19 Januari 2017.
Meski pihaknya telah mengantongi data keterangan dari penemu sang bayi dan melakukan penyelidikan di sejumlah tempat, namun petunjuk yang ditemukan belum cukup untuk mengungkap pelaku. “Penemuan bayi di pinggir jalan, bisa saja pelaku pembuang bayi itu orang Sampang, dan bisa juga orang Pamekasan. Tapi kami akan tetap menyelidiki kasus pembuangan anak in,” tegasnya.
Upaya untuk melakukan test DNA belum bisa dilakukan, sebab pihaknya masih belum menemukan identitas yang diduga dicurigai sebagai pelaku. “Test DNA itu harus ada pemandingnya, karena saat ini masih belum menemukan pelaku yang dicurigai, maka test DNA masih belum bisa dilakukan,” terangnya.
Seperti diberitakan, Selasa, 17 Januari 2017, seorang warga di Desa Sokobanah Daya, Kecamatan Sokobanah menemukan bayi laki-laki dengan ari-ari masih melekat di tubuhnya di pinggir jalan sekitar semak-semak di lapangan Batu Tampe, desa setempat. Bayi tersebut diduga hasil hubungan gelap.
Abdul Kholik (30), warga Dusun Balanan, Desa Bire Timur, Kecamatan Sokobanah yang mula-mula menemukan bayi ini sebenarnya melihat dengan jelas orang yang membuangnya. Menurut keterangannya pada polisi, pembuang bayi itu adalah laki-laki dan perempuan yang berboncengan dengan menggunakan sepeda motor jenis Vixion berwarna merah. Sayangnya, Kholik tidak sempat mencatat nomor polisi kendaraan tersebut. (MUHLIS/BETH)
