SUMENEP, koranmadura.com– Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep, Jawa Timur menyediakan anggaran sebesar Rp. 600 juta pertahun untuk masing-masing Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di wilayah itu.
Kepala Dinkes Sumenep, Ahmad Fatoni mengatakan, bantuan tersebut merupakan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang bersumberkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untu seluruh Puskesmas di Sumenep.
Manurutnya, progaram BOK dimaksudkan untuk membantu Puskesmas dan jaringannya serta Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dalam melaksanakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Sebab, Puskesmas mempunyai peran yang sangat besar dalam membangun kesehatan masyarakat. Peran tersebut terlihat dari keberhasilan puskesmas membantu pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan balita, memperbaiki status gizi bayi dan balita, serta menurunkan kejadian penyakit-penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi.
Selain itu, dilincurkannya program tersebut kata Fatoni untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif kepada masyarakat, menyediakan dukungan biaya untuk upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif bagi masyarakat dan untum mendukung terselenggaranya proses Lokakarya Mini di Puskesmas dalam perencanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
“Bantuk programnya bisa berupa Posyandu Belita dan Posyandu Lansia disetiap kecamatan atau desa,” jelasnya.
Lebih lanjut mantan Kepala Puskesmas Rubaru itu mengatakan, dilihat fungsinya anggaram tersebut dinilai sangat minim bila dibandingkan dengan anggaran DD (dana desa) yang setiap desa hingga mencapai Rp1 miliar.
Ia kepada semua elemen untuk proaktif melakukan pengawasan realisasi bantuan tersebut. Sehingga, bisa bermanfaat bagi masyarakat. Karena dirinya tidak menginginkan anggaran tersebut disalahgunakan.
“Jika memang ditemuian ada kejanggalan silahkan laporkan pada kami. Pasti kami tindak lanjuti,” tegasnya. (JUNAIDI / GM)
