BANGKALAN, koranmadura.com – PSSI membuat regulasi yang menyebabkan was-was para pemain sepak bola. Pasalnya dalam Kongres PSSI di Bandung, para peserta kongres menyepakati pembatasan usia maksimal pemain yang bisa berlaga di kompetisi kasta tertinggi Indonesia.
Di ISL, PSSI hanya mengizinkan klub memakai dua pemain berusia 35 tahun, tidak boleh lebih. Di Divisi Utama lebih ketat lagi, batasan maksimal usia pemain yang dimainkan maksimal 25 tahun. Meski ada toleransi klub bisa memainkan pemain berusia di atas 25 tahun.
Aturan ini tidak hanya membuat pemain cemas, manajemen klub pun keberatan dan minta PSSI mengkaji ulang kebijakan soal batas usia. Manager Madura United, Haruna Soemitro misalnya menilai regulasi pembatasan usia pemain akan membatasi klub melakukan improvisasi tim untuk menjalani kompetisi. “Pemain muda kita masih kurang pengalaman, tidak bisa diandalkan untuk kompetisi panjang,” kata dia, Rabu, 11 Januari 2017.
Selain itu, kata Haruna, batasan usia juga akan membatasi karir pemain. Padahal, banyak pemain senior yang kiprahnya masih dibutuhkan klub sepak bola. Haruna menyadari, PSSI membuat aturan itu untuk percepatan regenerasi sepak bola, namun dia ingin regenerasi tidak merugikan pihak manapun. “Regulasi ini harus dimatangkan lagi untuk pelaksanaan kompetisi lebih berkualitas,” ungkap dia.
Di liga-liga Eropa seperti Inggris, Italia dan Spanyol. Tidak banyak pemain usia di atas 35 tahun yang masih eksis. Di Seri A misalnya, ya Fransesco Totti dari AS Roma masih eksis meski hingga saat ini meski usianya telah 39 tahun. Di La Liga Spanyol, ada striker Atletic Bilbao, Aduriz yang masih eksis di Usia 36 tahun. Di liga inggris ada Ibrahimovic, petet Crouch dan Jhon Terry yang umurnya sudah “uzur”. (ALMUSTAFA/BETH)
