SUMENEP, koranmadura.com – Sedikitnya 140 warga Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, positif terserang penyakit kanker. Namun, hingga awal 2017 tidak ada penderita yang meninggal dunia.
“Ada sekirar 140-an yang terserang kanker, 40 terindikasi penyakit kanker ganas sementara 100 penderita positif kanker jinak,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep, Ahmad Fatoni, Jum’at, 3 Januari 2017.
Dikatakan, rata-rata penderita kanker merupakan kaum wanita. Sebagai langkah konkret untuk mencegah penularan penyakit kanker, pihaknya telah menginstruksikan kepada semua petugas medis di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) untuk melakukan pemeriksaan kanker surviks kepada masyarakat. “Sejak minggu lalu kami sudah instruksikan kepada puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kanker surviks,” ungkapnya.
Mantan Kepala Puskesmas Rubaru itu mengatakan, penyakit kanker tidak mengenal golongan usia tertentu. Sehingga harus dideteksi sedini mungkin.
Dijelaskannya, penyakit kanker merupakan penyakit yang tidak menular yang ditandai dengan adanya sel/jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh penderita.
“Beberapa jenis kanker yang sering menyerang pria yaitu kanker paru, kanker prostat, kanker hati. Sedangkan kanker yang sering dialami wanita adalah kanker payudara, kanker leher rahim, kanker ovarium. Jenis kanker yang sering terjadi ada anak adalah kanker bola mata kanker darah (leukemia),” tuturya panjang lebar.
Sementara faktor yang menyebabkan sesorang berisiko terkena kanker di antaranya, diet yang tidak seimbang dan rendah lemak, kurang aktivitas fisik, merokok dan paparan asap rokok, paparan lingkungan berbahaya, konsumsi alkohol, perilaku seksual yang berisiko, paparan sinar ultra violet dan yang terakhir heriditas/keturunan.
Untuk menghindari seseorang terkena penyakit kanker dapat menerapkan pola hidup sehat di antaranya dengan olahraga yang cukup, hindari alkohol atau tembakau, makan makanan yang tinggi serat (perbanyak sayur dan buah). “Perbanyaklah konsumsi sayaur, dan melakukan pemeriksaan medis secara berkala ke puskesmas atau pihak medis,” tegasnya. (JUNAIDI/MK).
