SUMENEP, koranmadura.com – Isu penculikan anak di Madura, khususnya di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus berembus hingga ke pelosok desa. Sejumlah wali siswa kini terus dihantui rasa was-was dan khawatir anaknya menjadi korban penculikan.
“Kalau di sini banyak wali siswa yang khawatir anaknya jadi korban penculikan. Makanya diantar meskipun ke sekolah,” kata salah satu wali siswa di salah satu sekolah di Kecamatan Ganding, Hasimah, Sabtu, 18 Maret 2017.
Menurutnya, sesuai kabar yang berkembang, meskipun bersama walinya jika sudah masuk target bisa diculik dengan cara walinya dibuat lengah dan dipengaruhi obat-obatan. “Rata-rata anaknya selalu di depan saat bepergian, karena kalau di belakang bisa dicuri,” ungkapnya dengan nada khawatir.
Kondisi tersebut diakui oleh tokoh masyarakat di Kecamatan Ganding, Zaenuri. Tidak hanya terjadi di Kecamatan Ganding, namun juga terjadi di Kecamatam Guluk-Guluk, Lenteng, Rubaru, dan Pasongsongan.
“Anak tetangga saya kebanyakan takut. Bahkan setiap hari selalu minta antar saat ke sekolah kepada orang tuanya,” kata Zaenuri.
Dia berharap pengamanan dan pengawasan ditingkatkan guna memberikan rasa aman kepada masyarakat. Selain itu, masyarakat diminta tidak membesar-besarkan isu penculikan anak.
Sebab, menurutnya, isu tersebut selain bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan juga merusak mental anak di bawah umur. Bahkan, saat mereka hendak berkreasi merasa ketakutan jika tidak didampingi oleh sanak familinya.
“Justru sekarang mental anak sudah teracuni. Kita harus bisa berupaya untuk merehabilitasi pikiran adik-adik kita semua. Bukan malah membesarkan isu yang tidak jelas,” tegasnya.
Kasubag Humas Polres Sumenep AKP Suwardi menanggapi peristiwa tersebut. Menurutnya, berdasarkan hasil deteksi yang dilakukan oleh petugas kepolisian, isu penculikan anak hanyalah sebatas wacana yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Alias kabar hoax.
“Isu itu tidak benar. Mungkin hanya orang yang iseng saja. Kalau pun ada, pasti kami tindak, karena itu tergolong tindak pidana kejahatan,” katanya.
Bahkan menurutnya, dari berbagai penangkapan terduga pelaku penculikan anak yang ditangkap warga rata-rata orang gila. Hingga saat ini ada empat orang yang diamankan warga dan diserahkan kepada jajaran kepolisian.
“Di Kecamatan Ganding ada dua. Di Kecamatan Guluk-Guluk satu. Dan satunya di Kecamatan Dasuk. Semuanya ada potensi mengidap penyakit gila,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta masyarakat tetap tenang, namun tetap waspada. “Pasrahkan pada kami soal keamanan. Kami memang ditugaskan oleh negara untuk menjaga dan mengayomi masyarakat,” tegasnya. (JUNAIDI/RAH)
