SUMENEP, koranmadura.com– Sejak awal tahun 2017, sebanyak 17 guru SMA berstatus honorer K2 di lingkungan Kabupaten Sumenep belum menerima insentif apa pun. Itu terjadi setelah SMA sederajat diambil-alih oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Ketua Forum K2 Sumenep Abd. Rahman mengatakan, sebenarnya beberapa waktu lalu sudah diadakan pertemuan dengan pihak Disdik Provinsi Jawa Timur. Hanya saja, dari pertemuan itu tetap belum ada titik terang mengenai insentif guru honorer.
“Sebenarnya sudah ada pertemuan dengan pihak dari provinsi. Cuma belum ada kepastian. Katanya terkait insentif guru honorer K2 ini masih akan diusulkan. Sebab tahun ini tidak dianggarkan,” kata Rahman, Kamis, 27 April 2017.
Rahman menuturkan, selama ini para guru honorer terpaksa menggunakan biaya sendiri sebagai biaya operasional sehari-hari. Sebab kalaupun ada dari sekolah masing-masing, nominalnya tidak seberapa. Disesuaikan dengan kemampuan sekolah. “Dan sangat tidak cukup,” tambahnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap ada perhatian dari semua pihak. Terutama dari Cabang Dinas Pendidikan Provinsi yang ada di kabupaten paling timur Pulau Madura. “Harus proaktif. Jangan dibiarkan begitu saja. Karena itu bagian dari tanggung jawab beliau,” pungkasnya.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Wilayah Sumenep Asy’ari mengatakan, masalah insentif honorer K2 SMA di Sumenep, saat ini masih proses pengajuan. “Dan sekarang sedang digodok di Pemprov Jawa Timur,” ujarnya. FATHOL ALIF/MK