KORANMADURA.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump memecat Steve Bannon dari keanggotaan Dewan Keamanan Nasional (NSC). Keputusan untuk memberhentikan Bannon dinilai cukup mengejutkan. Pasalnya, Bannon ditunjuk sebagai penasihat keamanan oleh Trump sendiri.
Dilansir dari laman News Week, Kamis (6/4), dalam memo presiden yang dikeluarkan kemarin, Trump mencopot Bannon dan memberikan jabatan tersebut ke Kepala Staf Gabungan, Joseph Dunford dan Direktur Intelijen Nasional, Dan Coats.
Keputusan Trump membawa kesenangan tersendiri bagi penasihat keamanan nasional HR McMaster. Sebab McMaster menilai latar belakang Bannon yang bukan mantan jenderal tidak relevan dengan pekerjaan di Dewan Keamanan Nasional.
Tak hanya McMaster, beberapa anggota Partai Demokrat dan Republik juga menilai posisi Bannon sebagai penasihat keamanan dikhawatirkan akan membawa pengaruh politik di badan keamanan nasional.
Perombakan ini dilakukan dengan maksud membawa NSC kepada fungsi dasarnya di mana para penasihatnya bertugas untuk memberi masukan kepada presiden mengenai isu-isu keamanan nasional dan kebijakan luar negeri. Oleh karena itu, diperlukan para anggota yang relevan dengan keahliannya.
Kendati demikian, salah satu pejabat senior Gedung Putih yang menolak menyebutkan namanya mengatakan bahwa meski telah diberhentikan, Bannon tetap akan mendapatkan peranan penting di Gedung Putih.
Sebelum bergabung dengan pemerintahan Trump, Bannon merupakan pemimpin Breitbart News yang beraliran kanan. Dia juga dikenal sebagai seorang yang membenci Islam. Dia juga berpendapat bahwa Islam merupakan agama yang harus ditindas.
“Kalau kita melihat sejarah Kristen Yahudi di negara Barat yang berperang melawan Islam, saya meyakini nenek moyang kita berusaha mempertahankan keyakinannya dan menurut saya yang mereka lakukan itu benar,” katanya. (pan/merdeka.com)