SAMPANG, koranmadura.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang menyatakan kasus bayi gizi buruk di seluruh kecamatan sudah mulai teratasi. Berdasarkan data dari Dinkes, hingga akhir April 2017, kasus gizi buruk hanya ditemukan sebanyak 2 kasus dan sudah ditangani. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan pada tahun 2016 lalu yang mencapai sebanyak 109 kasus.
“Yang tahun 2016, kasus gizi buruk sudah ditangani dan sekarang sisanya tinggal 7 kasus. Sedangkan tahun ini ditemukan hanya 2 bayi yang berada di Kecamatan Kedungdung atas nama Museinah umur 22 bulan dan di Kecamatan Omben atas nama Syifa umur 2 tahun 7 bulan, tapi sudah tertangani semuanya,” ucap Kasi Gizi, Siti Hajar Dewantari, mewakili Kepala Bidang (Kabid) Kega Dinkes Sampang, Agus Mulyadi, Jumat, 28 April 2017.
Lebih jauh Siti Hajar menyatakan, meski sudah mengalami penurunan, yang paling banyak ditemukan kasus gizi buruk berada di wilayah perkotaan jika dibandingkan dengan wilayah pedesaan.
“Justru kasus gizi buruk itu banyak ditemukan di wilayah perkotaan, karena di kota itu tempat urbanisasi, seperti di Mandangin dan daerah perkotaan lainnya,” ujarnya.
Menurutnya, terjadinya kasus gizi buruk disebabkan dua faktor, yaitu faktor primer karena bayi tersebut memang menderita penyakit kelainan seperti penyakit jantung, lingkungan maupun penyakit lainnya, dan bisa juga disebabkan karena bayi tersebut kekurangan makan (asupan gizi). (MUHLIS/MK)