SUMENEP, koranmadura.com – Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di beberapa lembaga penyelenggara di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengecewakan. Sejumlah peserta UNBK mengeluh harus menjalani ujian secara bergantian sebab keterbatasan fasilitas, Senin, 3 April 2017.
Salah satunya yang terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sumenep. Mereka harus bersabar saat mengikuti ujian akhir. Informasi yang berhasil dihimpun, jumlah siswa peserta UNBK mencapai 380 siswa. Sedangkan fasilitas yang ada hanya 190 unit komputer maupun laptop. Jadi, antara peserta dengan fasilitas tidak mencukupi. Sehingga pelaksanaan ujian terpaksa dibagi menjadi dua sesi dengan cara bergantian.
“Karena fasilitasnya minim, ya kami terpaksa mengerjakan UNBK secara bergantian,” kata salah seorang siswa, Sena Aulia Safira, peserta UNBK di Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) 1 Sumenep.
Kondisi tersebut, kata Aulia, mengganggu konsentrasi siswa, karena memakai laptop jaringan lemot. ”Tidak nyaman menggunakan laptop, Mas. Apalagi jaringannya sering macet sehingga mengganggu konsentrasi untuk mengerjakan soal-soal ujian. Lebih enak menggunakan komputer,” papar gadis berparas cantik ini.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Sumenep, Iksan tidak menampik sekolahnya masih terkendala minimnya fasilitas. Karena keterbatasan itulah, pihak sekolah terpaksa mensiasati pelaksanaan UNBK dengan dua sesi.
”Namun kami berharap, keterbatasan fasilitas tidak menyurutkan semangat siswa untuk tetap mengerjakan soal ujian secara maksimal,” harapnya. (JUNAIDI/RAH)
