BANGKALAN, koranmadura.com – Setelah lima hari buron usai mengeroyok dan menikam dua angota Paspampres di kawasan Gambir, Jakarta, Senin, 24 April 2017 lalu, Rosul akhirnya menyerahkan diri ke Mapolres Bangkalan, Jawa Timur, Sabtu malam, 29 April 2017. Pemuda 25 tahun itu dijemput penyidik Satreskrim Polres Bangkalan di rumahnya di Desa Kelbung, Kecamatan Galis. Ia bersedia menyerah setelah dibujuk kepala desa setempat.
Wartawan yang menunggu di depan ruang Unit Pidana Umum, tempat Rosul diperiksa, sempat terkecoh. Bahwa pria muda berwajah kalem mengenakan jaket kombinasi hitam, merah dan putih adalah penikam Paspampres. Wartawan baru menyalakan handycame dan kameranya setelah Rosul memeluk salah satu anggota keluarga yang mendampinginya. “Yang tenang dan sabar,” begitu pesan orang yang dipeluk kepada Rosul.
Tak hanya berwajah kalem, postur atau tinggi badan Rosul termasuk pendek untuk ukuran Indonesia, sekitar 145 centimeter. Tangannya juga tak diborgol, hanya ada empat anggota Supdanpom yang menggiringnya masuk ke sebuah mobil Inova hitam dan langsung membawa Rosul ke Jakarta.
Kepala Satreskrim Polres Bangkalan, AKP Anton Widodo mengatakan pelarian Rosul ke Bangkalan telah terdeteksi oleh Polres Metro Jakarta. Selanjutnya, penyidik Polres Metro meminta bantuan pada Polres Bangkalan untuk menangkap Rosul.
Setelah dua hari mencari, polisi mendeteksi Rosul berada di rumahnya di Desa Kelbung, Kecamatan Galis. Polisi lantas meminta bantuan Kepala Desa Kelbung agar membujuk Rosul menyerahkan diri dan berhasil. “Setelah mau menyerahkan diri, kami jemput tersangka malam ini,” tutur dia.
Sampai di Mapolres Bangkalan, Rosul diperiksa penyidik sekitar 15 menit sebelum diserahkan ke tim dari Subdanpom yang akan membawa Rosul ke Jakarta. Dalam pemeriksaan itu, Rosul mengatakan penikaman itu berawal dari cekcok mulut dengan salah Anggota Paspampres Rico di jalanan hingga terjadi pengeroyokan dan penikaman. “Katanya ditusuk pakai alat pencacah es batu,” ungkap Anton. (ALMUSTAFA/BETH)