SUMENEP, koranmadura.com– Masyarakat Pulau Gili Iyang, Kecamtan Dungkek, Sumenep, Jawa Timur, tampaknya masih harus bersabar untuk menikmati aliran listrik selama 24 jam. Sebab program kelistrikan di daerah tersebut masih mengalami kendala, dan terancam tak bisa dilanjutkan.
Gili Iyang merupakan salah satu wilayah kepulauan di Sumenep. Pulau ini terdiri dari dua desa, yakni Banraas dan Bancamara. Lebih 67 tahun Indonesia merdeka, masyarakat di daerah ini belum merasakan aliran listrik selama 24 jam.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep mengaku, sebenarnya tahun ini sudah ada program kelistrikan di Pulau Gili Iyang dan beberapa daerah kepulauan lain, di antranya Pulau Sapudi. “Kalau Raas masih belum,” ungkap Bupati, A. Busyro Karim.
Bahkan, tanah yang diproyeksikan sebagai tempat pembangkit listrik di Pulau Gili Iyang sudah tersedia. Awalnya, program tersebut direncanakan dimulai bulan ini. “Seandainya tidak ada anu (kendala), sekarang sudah dimulai,” tambahnya.
Bupati menjelaskan, kendala dimaksud ialah adanya sinyal dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bahwa Pulau Gili Iyang sebaiknya tidak mengunakan listrik. Itu untuk menjaga kadar oksigen di daerah tersebut tetap tertinggi kedua di dunia.
Adanya sinyal dari LAPAN, diakui Bupati, membuat pemerintah dilema. Sebab di sisi lain, jika program kelistrikan di Gili Iyang tak bisa terlaksana, PLN juga tidak akan melanjutkan program kelistrikan di kepulauan lainnya.
“Jadi masih akan diadakan pertemuan lagi dengan semua pihak terkait, yaitu dari PLN, LAPAN dan Pemkab, untuk membicarakan dan mencari solusi terbaiknya,” pungkas orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep itu.
Untuk diketahui, Pulau Gili Iyang diproyeksikan sebagai icon destinasi kesehatan karena kadar oksigennya yang tinggi. Bahkan termasuk wisata unggulan, selain Gili Labak, pada program tahun kunjungan wisata 2018 (Visit Years 2018). FATHOL ALIF