SUMENEP, koranmadura.com – Pengelolaan sampah di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur terus dikeluhkan oleh masyarakat. Pasalnya, hampir setiap titik di area perkotaan nyaris terjadi tumpukan sampah meskipun tidak signifikan.
Tahun ini Pemerintah Daerah tidak lagi menganggarkan pengangkatan petugas baru untuk mengumpulkan sampah. “Tidak ada pengangkatan petugas baru,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ernawan Utomo.
Menurutnya, saat ini jumlah petugas pembersih atau yang dikenal pasukan kuning sebanyak 213 personel untuk mengatasi 81 ton sampah per hari. Saat menjalankan tugasnya, mereka hanya terpusat di area perkotaan, sementara di kecamatan belum tergarap.
Dia katakan, pemetaan wilayah kemungkinan terbagi menjadi dua wilayah penduduk padat dan sedang. Sayangnya, dia tidak menyebut membutuhkan berapa penambahan di setiap personel dengan alasan pemetaan masih dalam proses.
Sementara anggaran per tahun DLH mengalami penurunan anggaran. Sebelumnya masih bernama Kantor Kebersihan Pertamanan (KKP) anggarannya Rp 6 miliar, kini hanya 3,5 miliar per tahun, terbagi Rp 1,5 miliar untuk gaji karyawan sebanyak 194 orang termasuk pasukan kuning. “Sedangkan Rp 2 miliar untuk fisik seperti BBM armanda, serta onderdil sarana prasarana,” jelasnya.
Penurunan anggaran disebabkan perubahan Struktur Organisasi Perangkat Daerah (SOPD), KKP sebagian besar bergambung dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan DLH. Ernawan Utomo memaparkan program KKP sebelumnya, pengelolaan sampah kumpul angkut buang.
Oleh sebab itu, pihaknya berjanji ke depan akan mengoptimalkan semua sarana prasarana yang sudah tua dan tidak mampu. Jika sebelumnya hanya melayani wilayah kecamatan kota, karena sudah menjadi Dinas, pelayanannya akan meluas seluruh wilayah kabupaten. (JUNAIDI/RAH)
