SUMENEP, koranmadura.com – Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, A Busyro Karim mengatakan akhir-akhir ini demokrasi di Indonesia hampir berubah menjadi politik pragmatis.
Bahkan, kata mantan Ketua DPRD Sumenep dua periode itu, saat ini proses demokrasi di masyarakat tidak lagi melihat figur atau ketokohan, melainkan lebih condong kepada transaksional.
“Siapa yang mempunyai uang dialah yang akan dipilih,” katanya saat menberikan sambutan pada acara Peresmian Rumah Pintar Pemilu (RPP) di Pendopo Kantor KPUD Sumenep, Kamis, 18 Mei 2017.
Menurutnya, tokoh atau cendikiawan jika tidak mempunyai dana dipastikan tidak akan dipilih oleh masyarakat. “Banyak menunjukkan yang punya duit yang akan berkuasa, karena ketika mempunyai uang dia akan dipilih,” ungkapnya.
Ia berharap adanya RPP bisa mengubah mendset masyarakat, utamanya pemilih pemula. Sebab, untuk mengubah mendset prakmatis bagi kalangan pemilih sangat sulit karena sudah merasuk sejak awal.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada semua petinggi partai politik untuk ikut serta menyosialisasikan dan memberikan penyadaran kepada masyarakat. “Dengan begitu maka suara rakyat benar-benar menjadi suara Tuhan,” tandasnya.
Sementara itu, Komisioner KPU Provinsi Jawa Timur bagian Divisi Perencanaan dan Data, Khaoirul Anam mengatakan, secara spesifik KPU belum mempunya strategi yang akurat untuk menumpas politik pragmatis. Namun, KPU kedepan akan terusmemberikan penyadaran kepada masyarakat pemilih.
Salah satunya dengan terbangunnya RPP, dan juga keterbukaan sistem pemilihan yang saat ini didesain melalui elektronik. “Misalnya, Sistem Informasi Daftar Pemilih (Sidalih) sistem ini berguna untuk mengetahui Daftar Pemilih Sementara (DPS) secara online,” tegasnya. (JUNAIDI/MK)