SAMPANG, koranmadura.com – Ada secuil catatan dari perjalanan mengikuti aksi sosial bersih-brsih pantai Gili Mandangin, di Desa Pulau Mandangin, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Minggu, 7 Mei 2017.
Pagi itu bersandar 10 perahu di Dermaga Tanglok, siap membawa para relawan berlayar menuju Pulau Mandangin. Sesuai nomer ID mereka menaiki perahu. Perahu belum berlayar, camera digital hingga camera handpone dan tongsis dalam genggaman relawan.
Peralatan selfi itu sudah siap mengabadikan momen bersejarah tersebut. Perahu akhirnya berlayar setelah KH. Itqon, kiai muda asal Kajuk, Sampang selesai pemimpin pembacaan doa bersama.
Baru berlayar beberapa menit, perahu yang membawa rombongan relawan dihantam ombak, terombang ambing bergoyang kekanan-kekiri, perahu mau berbalik tumpah. Itulah cara laut mengucapkan terimakasih karena pantainya dibersihkan dari sampah oleh para relawan.
Satu jam berlayar berakrab ria dengan ombak, sampailah di Dermaga Pulau Mandangin.
Tidak ada basa basi apalagi rasa lelah, masing-masing relawan ada yang membawa kantong, serokan sampah, sapu lidi dan keranjang yang disiapkan panitia. Tidak ada batas antara tua muda, murid guru, orang tua anak, atasan dan bawahan, semuanya memungut sampah-sampah yang berserakaan di sepanjang pantai Gili Mandangin. Sampah yang dipungut dan ditumpuk kemudian diangkut. Dalam hitungan jam, pantai Gili Mandangin bersih berkilau sedap dipandang.
Puncaknya, sebelum ribuan relawan bertolak pulang menuju Sampang. Tarian Madura dan atraksi melukis spontan yang dimainkan oleh teater Biruh Ompos menghipnotis 1600 lebih relawan yang berkumpul di lapangan Mandangin.
Indonesia.. Merah darahku, putih tulangku.. Bersatu dalam semangatmu… Lirik lagu Kebyar-Kebyar menghipnotis ribuan jiwa para relawan, semangat mereka kembali bangkit, merinding, ada yang menangis sebab bangga menjadi bagian dari sejarah bersih-bersih Pantai Gili Mandangin.(NWW/MK)