SUMENEP, koranmadura.com – Berlayar di perairan Masalembu, Sumenep, Madura, Jawa Timur, benar-benar mempertaruhkan nyawa. Sejarah mencatat sudah cukup banyak kapal mengalami nasib sial di laut ganas ini. Tidak heran, perairan ini dikenal dengan laut tengkorak, saking seringnya minta korban.
Keangkeran laut tengkorak ini mulai dikenal sejak peristiwa besar KMP Tampomas II. Pada 27 Januari 1981 kapal milik Pelayaran Nasional Indonesia ini mengalami kebakaran dan tenggelam di laut tak bertepi ini.
Kapal yang dinakhodai Kapten Abdul Rivai ini menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Sulawesi. Namun sial menimpanya setelah memasuki tempat seram ini. Akibatnya ratusan penumpangnya tewas.
Juga terjadi pada 2012 silam, tercatat kapal barang milik PT Widodo Lintas Samudera Cirebon, bermuatan alat-alat berat Landing Craft Tank (LCT) Lestari Abadi 01, tenggelam di perairan ini. Peristiwa ini terjadi pada 28 Desember 2012. Akan tetapi, peristiwa ini baru diketahui pada 2013.
Dua krunya bisa diselamatkan. Masing-masing bernama Erlapadang (32) dan Rizal (33), warga Palopo, Sulsel. 10 kru lainnya bersama penumpang tewas. Dari kru yang selamat ini, diketahui kapal sebelum tenggelam sempat oleng, diduga karena kelebihan muatan.
Peristiwa serupa terulang pada 2015. Kali ini korbannya juga kapal barang. Mengangkut bahan material pembangunan dermaga di Desa Karamian, Pulau Karamian. Kapal ini diketahui berangkat dari Surabaya menuju Pulau Karamian. Tiba di perairan Masalembu, nasib sial menimpa. Nahas ini terjadi pada Jumat, 25 Mei.
7 ABKnya terselamatkan. Sisanya diduga menjadi korban yang tidak terselamatkan. Lagi-lagi kapal ini menjadi korban kelebihan muatan.
Lagi-lagi peristiwa nahas terulang pada tahun sesudahnya. Tepatnya pada Senin, 19 Desember 2016, perairan Masalembu kembali menenggelamkan kapal dan muatannya. Kali ini korbannya Kapal Layar Motor (KLM) Sri Utama. Kapal ini oleng dan tenggelam setelah dihantam ombak ganas dari sisi kanan.
Empat ABK terselamatkan. Lain-lainnya diserahkan ke keluarganya dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Ada juga yang hilang tidak ditemukan, karena pencarian dihentikan akibat ombak tidak bersahabat.
Di 2017 ini lagi-lagi petaka di perairan Masalembu terjadi. Kali ini kapal motor Mutiara Sentosa 1.Peristiwa ini terjadi pada Jumat sore, 19 Mei 2017, sekitar pukul 17.30. Dikabarkan 5 orang menjadi korban tewas. Sedangkan lainnya berhasil diselamatkan.
Berdasarkan deskripsi di atas, insiden di perairan Masalembu kerap terjadi pada hari atau malam Jumat. Penyebabnya bisa karena kapal berlebihan muatan, bisa juga karena amukan ombak. Peristiwa-peristiwa maut yang terjadi di perairan Masalembu selama ini jangan sampai terulang lagi.
Oleh karenanya, siapa pun yang ingin berlayar melewati jalur perairan Masalembu harus belajar pada pengalaman peristiwa-peristiwa kapal yang mengalami nahas di perairan tersebut selama ini. Salah satunya, misalnya mempertimbangkan pelayaran di hari atau malam Jumat. Berlayar saat gelombang ombak bersahabat. Atau mencari solusi jalur alternatif selain perairan laut. (RAH)