SUMENEP, koranmadura.com – Kesadaran masyarakat di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, akan dunia pendidikan sangat minim. Buktinya, banyak anak usia dini jadi pekerja. Tidak sedikit di antaranya justru jadi pemulung.
Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sumenep, pada 2013 silam tercatat sekitar 3.800 anak jadi pekerja. Faktor penyebabnya bisa terhimpit masalah ekonomi.Bisa jugamereka lebih memilih bekerja daripada menempuh jalur pendidikan, karena kesadaran orang tua akan pendidikan masih rendah.
”Itu data tahun 2013, hingga saat kini belum ada ubdate data baru. Tahun ini insya Allah akan dilakukan pendataan kembali,” kata Muhammad Fadillah, Kepala Disnakertrans Sumenep.
Menurut mantan Kepala Dinas Perhubungan itu, selama ini dia sering melihat anak seusia SD menjadi pemulung. Sementara anak usia SMP dan SMA menjadi pengamen dan pekerjaan lainnya.
Kondisi tersebut harus menjadi perhatian kedepan. Selama ini, menurutnya, belum ada program pencegahan pekerja anak. Untuk itu dirinya akan berupaya menganggarkan di perubahan anggaran (PAK) 2017.
”Kami upayakan program ini akan menyasar 150 sampai dengan 200 anak, agar mereka tidak lagi bekerja, tapi mementingkan pendidikan,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya akan berupaya melakukan pendekatan secara persuasif kepada orang tua. Harapannya orang tua lebih memperhatikan pendidikan kedepan. ”Biasanya jika bekerja atau dipekerjakan, biasanya cenderung mengabaikan pendidikan,” tukasnya. (JUNAIDI/RAH)