SUMENEP, koranmadura.com – Untuk pertama kali sejak Liga 2 Indonesia bergulir, Madura FC menelan kekalahan. Itu terjadi saat melawan Semeru FC di Stadion Semeru, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu, 13 Mei 2017.
Laskar Jokotole, julukan Madura FC, sebenarnya sempat berada di atas angin. Muhamad Irvan berhasil mencetak gol cepat melalui sundulan usai menerima crossing dari Andre Vemberyono di menit pertama. Skor 1-0 bertahan hingga paru pertama laga.
Madura FC gagal mempertahankan keunggulannya saat pertandingan sudah memasuki menit ke-57. Oni Rosandi yang baru masuk di menit ke-49 berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Tuan rumah berbalik unggul saat pertandingan sudah memasuki injury time. Gol kedua Semeru FC tercatat atas nama Reza Mustofa, kapten tim. Pertandingan akhirnya ditutup dengan skor 2-1 untuk kemenangan anak-anak asuh Putut Widjanarko.
https://www.koranmadura.com/2017/05/13/gagal-curi-poin-di-kandang-semeru-madura-fc-huni-peringkat-2-klasemen-sementara/
Menyikapi kekalahan timnya, pelatih Madura FC, Salahuddin menilai Beny Ashar dan kawan-kawan sebenarnya sudah bermain cukup baik. Namun ada beberapa keputusan wasit yang menguntungkan tuan rumah, sehingga memaksa Laskar Jokotole harus menelan kekalahan pertama.
“Kalau kami kalah hari ini, bukan dikalahkan oleh pemain (lawan), tapi dikalahkan oleh wasit,” kata pelatih yang pernah menuai sukses bersama Barito Putra itu, usai pertandingan.
Salah satu keputusan wasit yang dia nilai janggal ialah pada saat gol pertama Semeru terjadi. Saat itu, tutur Salahuddin, sebenarnya bola sudah dikuasai penjaga gawang. Namun Yus Jakfar dibentur oleh pemain lawan sehingga bolanya lepas, dan langsung disambar menjadi gol. “Ternyata gol itu dinyatakan sah,” ujarnya.
Karena itu, Salahuddin mengaku tak ada yang perlu dievaluasi dari timnya meski kalah pada hari ini. Dan kalaupun ada yang harus dievaluasi, ialah mental pemain saat mendapat tekanan dari wasit agar tak sampai terpancing dan tetap fokus pada pertandingan. (FATHOL ALIF/BETH)