SUMENEP, koranmadura.com – Dalam empat hari terakhir Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, diguyur hujan. Tingginya intensitas hujan membuat petani tembakau cemas karena bisa merusak tanaman tembakau.
“Petani tembakau sudah mulai melakukan penanaman, tapi kalau hujan terus seperti ini tembakau akan rusak, bisa gagal panen nanti,” kata Hasimah, salah seorang petani tembakau asal Kecamatan Ganding, Senin, 29 Mei 2017.
Ia telah menanam tembakau sekitar 15 ribu bibit. Sementara yang belum ditanam sekitar 35 ribu bibit. “Kata orang tahun ini bagus untuk tanaman tembakau. Tapi kalau hujan terus kami khawatir,” jelasnya.
Senada dikatakan oleh Rahman, petani tembakau asal Kecamatan Lenteng. Tidak menentunya perubahan cuaca menyebabkan petani resah. “Mereka khawatir cuaca seperti tahun 2016. Saat tembakau panen malah turun hujan. Banyak petani yang rugi,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan, Sumenep Bambang Iriyanto mengaku tidak bisa berbuat banyak, sebab cuaca diluar nalar manusia.
Hanya saja, Bambang mengimbau petani lebih cermat dalam melakukan penanaman tembakau tahun ini. Salah satunya dengan cara memilih bibit yang dianjurkan oleh pemerintah, dan memilih pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman tembakau.
“Harapannya meskipun cuaca tidak bersahabat kualitas tembakau tetap bagus,” jelasnya.
Tahun ini ploting area tanaman tembakau sekitar 21.893 hektar dari potensi area 28 ribu hektar. Dengan luas ploting seperti itu, kebutuhan bibit tembakau tahun 2017 ialah 547 juta batang, dengan kebutuhan pupuk jenis ZA 4.378.600 kg; jenis SP36 3.283.950 kg; dan ZK 2.189.300 kg.(JUNAIDI/MK)